Kisah Rabiatul Adawiyah, Sufi yang Ingin Membakar Surga dan Memadamkan Api Neraka

16 Agustus 2022, 20:49 WIB
Ilustrasi Rabiatul Adawiyah, seorang sufi wanita yang dikenal beribadah hanya untuk Allah. //Pexels/Yasin Gundogdu

PORTAL MAJALENGKA - Rabiatul Adawiyah dalam jagat tasawuf cukup melegenda dan digelari Syahidah al-Ishaq Al-ilahi (sang saksi Kerinduan Ilahi).

Keikhlasannya beribadah banyak dinukilkan di berbagai kitab Tasawuf, Rabiatul Adawiyah dikenal dengan keikhlasannya dalam beribadah hingga tidak ada lagi di relung hatinya takut terhadap neraka atau mengharapkan surga.

Kecintaan Rabiatul Adawiyah kepada Allah membuatnya semakin dekat dengan Allah dari waktu ke waktu.

Baca Juga: HABIB LUTHFI BIN YAHYA Pemimpin Wali Sufi Dunia, Tirakat Tingkat Tinggi Dilakukan Sang Habib

Dikisahkan bahwa suatu siang ketika Rabiatul Adawiyah tengah berjalan di kota Baghdad sambil menenteng air dan memegang obor di tangan kirinya.

"Hai mau dikemanakan air dan obor tersebut?" tanya orang yang melihatnya. "Aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan api neraka dengan air ini, agar orang tidak lagi mengharapkan surga dan takut neraka dalam ibadahnya," jawabnya.

Rabiatul Adawiyah merupakan bukti bahwa jiwanya tenang dan nyaman, tidak ada yang perlu ditakutkan dan tidak ada yang perlu dirisaukan atas imbalan ibadah yang dilakukan.

Mencintai Allah baginya adalah dengan mencintai sang maha segalanya, menjalankan perintahnya dan terus mendekat kepadanya.

Baca Juga: Kisah Wali Sufi: Beri Obat Mujarab untuk Orang Kikir yang Sakit, Abu Nawas Datangkan Tabib dan Penggali Kubur

Keikhlasan ibadah Rabiatul Adawiyah memang terlihat berat bagi hamba biasa, yang masih masih takut akan neraka dan mengharapkan surga.

Keikhlasan ibadah yang dilakukan sang Sufi tersebut layak menjadi teladan seluruh muslim di dunia.

Salah satu syair rabiah al-adawiyah yang paling terkenal adalah:

"Aku mengabdi kepada tuhan bukan karena takut neraka, bukan pula karena mengharapkan masuk surga tetapi aku mengabdi karena cintaku padanya. Allah jika aku menyembahmu karena takut neraka bakarlah aku di dalamnya, dan jika aku menyembahmu karena mengharapkan surga campakkanlah aku darinya. Tetapi jika aku menyembahmu demi Engkau semata, janganlah engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahmu yang indah pada aku".

Baca Juga: Mengenal Sosok Abdul Rahman As-sufi, Sang Penulis Buku Astronomi Berillustrasi Tertua

Syair Rabiatul Adawiyah menggugah kesadaran spiritualitas manusia, dia menyadarkan dan mengetuk Nurani keimanan.

Bahwa yang harus dikejar dan didambakan adalah cinta kepada sang Maha pencinta, bertolak belakang pada pandangan umum yang menjadikan surga dan neraka sebagai tujuan final sebuah kehidupan.

Dalam syairnya itu juga tersirat pesan spiritualitas yang mendalam dimana surga bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai manusia.

Tapi cinta Tuhan dan keridhaan Tuhan adalah sesuatu yang patut didamba, karena dengan cinta dan keridhaan-nya apapun yang manusia inginkan akan dikabulkan.

Baca Juga: Bak Perahu Nabi Nuh, Kewalian Habib Luthfi bin Yahya Diungkap Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki

Apalagi hanya sekedar surga dan kenikmatannya yang itu termasuk hak prerogratif Tuhan dalam menentukan siapa yang pantas menjadi penghuninya. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: YouTube Tafakkur Fiddin

Tags

Terkini

Terpopuler