PORTAL MAJALENGKA - Pangeran Saba Kingkin merupakan salah satu keturunan Pangeran Sunan Gunung Jati yang tinggal di Banten.
Sunan Gunung Jati mengutus salah satu panglima sakti kepercayaannya yaitu Syekh Muhammad Sholeh atau Mbah Sholeh untuk menjemput putranya, Pangeran Saba Kingkin pulang ke Cirebon.
Mbah Sholeh pun melakukan perjalanan dari Cirebon menuju ke Banten untuk mengikuti perintah Sunan Gunung Jati, menjemput Pangeran Saba Kingkin.
Namun sayang, Pangeran Saba Kingkin menolak untuk diajak ke Cirebon oleh utusan Sunan Gunung Jati dengan alasan akan mendakwahkan Islam di Banten.
Berikut kisah utusan Sunan Gunung Jati yaitu Mbah Sholeh dengan keramatnya bisa berubah menjadi ayam jawara yang dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Al Wasif.
Sunan Gunung Jati mengutus panglima sakti kepercayaannya yaitu Mbah Sholeh untuk menjemput Pangeran Saba Kingkin.
Pangeran Saba Kingkin merupakan nama lain dari Pangeran Hasanudin. Ia adalah putra Sunan Gunung Jati dari istri Nyi Mas Kawunganten.
Dikisahkan, Mbah Sholeh adalah murid dari Sunan Ampel yang diutus untuk menemui Sunan Gunung Jati.
Sesampainya di Kesultanan Cirebon, Mbah Sholeh diperintahkan Sunan Gunung Jati untuk pergi ke Banten.
Baca Juga: BISIKAN GAIB di Depan Kakbah, Ayah Sunan Gunung Jati Dapatkan Isyarat dari Langit
Mbah Sholeh pun berangkat ke Banten untuk menemui Pangeran Saba Kingkin mengajaknya pulang ke Cirebon.
Namun Pangeran Saba Kingkin memilih tinggal di Banten untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah para jawara.
Pangeran Saba Kingkin yang tidak mau pulang ke Cirebon membuat Mbah Sholeh tinggal di Banten dan ia membuat padepokan di Gunung Santri.
Gunung Santri merupakan salah satu bukit dan nama kampung yang ada di Bojonegara Kabupaten Serang Banten.
Daerah ini berada di sebelah barat pantai utara 7 km dari kota Cilegon. Gunung Santri berada di tengah dikelilingi gugusan gunung-gunung yang memanjang.
Jarak tempuh dari kaki bukit menuju puncak berjarak 500 meter. Hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Di puncak Gunung santri inilah makam Syekh Muhammad Sholeh berada.
Baca Juga: Daftar Susunan Pemain RESMI BIG MATCH Persib vs Madura United pada Liga 1 Musim 2022-2023 Pekan ke-2
Pada masa hidupnya Mbah Sholeh mendampingi Pangeran Saba Kingkin dalam menyebarkan agama Islam.
Karena ketinggian ilmu kesaktian dan ilmu agama yang dimilikinya, Mbah Sholeh diangkat menjadi penasihat Pangeran Saba Kingkin.
Banten sendiri pada waktu itu masih menganut ajaran Sunda Wiwitan, yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun.
Baca Juga: Kominfo Resmi Blokir Paypal dan Sejumlah Situs Game Online karena Tidak Mendaftar sebagai PSE
Sedangkan Pangeran Saba Kingkin terus mengajarkan agama Islam yang semakin hari pengikutnya bertambah banyak.
Hal ini membuat Prabu Pucuk Umun menjadi iri hati dan murka. Ia pun mengajak Pangeran Saba Kingkin untuk bertaruh.
Prabu Pucuk Umun mengajak Pangeran Saba Kingkin untuk sabung ayam. Dengan taruhan akan memberikan jabatan bila ia kalah.
Namun bila sebaliknya, ayam jago milik Pangeran Saba Kingkin yang kalah maka ia harus berhenti berdakwah ajaran Islam.
Dengan sangat terpaksa Pangeran Saba Kingkin menerima tantangan itu, dengan waktu dan tempat yang sudah ditentukan.
Mendengar hal itu Mbah Sholeh mengusulkan kalau dirinya dengan kesaktian yang dimilikinya akan berubah wujud menjadi seekor ayam jago jawara.
Pada hari yang ditentukan warga Banten pun berkumpul untuk menyaksikan pertarungan sabung ayam tersebut.
Prabu Pucuk Umun telah menyiapkan rencana licik dengan membawa pasukan untuk bersiap menyerang Pangeran Saba Kingkin kalau ayam miliknya nanti kalah.
Dan benar saja ayam jago milik Prabu Pucuk Umun kalah dari ayam jelmaan Syekh Muhammad Sholeh.
Baca Juga: Sunan Gunung Jati Dibuat Murka, Hingga Lakukan Hal yang Tidak Terduga
Seketika itu juga Prabu Pucuk Umun semakin murka dan menyerang Pangeran Saba Kingkin dan juga pengikutnya.
Namun nahas bagi Prabu Pucuk Umun yang kembali harus kalah dari Pangeran Saba Kingkin dan para pengikutnya.
Pasukan Prabu Pucuk Umun akhirnya mundur ke selatan bersembunyi di pedalaman Rangkas yang sekarang dikenal dengan wilayah suku Baduy.
Setelah mengemban tugas dari Sultan Maulana Hasanudin, Syekh Muhammad Sholeh atau Mbah Sholeh pun kembali ke kediamannya di Gunung Santri.
Syekh Muhammad Sholeh pun wafat pada usia 76 tahun. Ia berpesan agar dirinya dimakamkan di Gunung Santri.
Demikian sekelumit tentang panglima kepercayaan Sunan Gunung Jati yaitu Mbah Soleh Gunung Santri.***