ROMANTISME SINTA NURIAH dengan GUS DUR, Satu Bait Kata Penyemangat dari Sang Cinta

25 Juli 2022, 12:13 WIB
ROMANTISME SINTA NURIAH dengan GUS DUR, Satu Bait Kata Penyemangat dari Sang Cinta. /

PORTAL MAJALENGKA- Universitas Al-Azhar merupakan daya tarik tersendiri bagi pelajar-pelajar dunia untuk pergi ke Kairo, Mesir. Tak terkecuali dengan Gus Dur muda.

KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di masa mudanya pun ikut merasakan belajar di Al-Azhar yang merupakan universitas tertua di dunia yang berusia ribuan tahun.

Usia Al Azhar sendiri sudah berabad-abad, bahkan lebih tua daripada Oxford, Cambridge, Sorbone dan universitas tua lainnya di Eropa. 

Baca Juga: BEBERAPA CIRI KHUSUS Keturunan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi, Berikut Maknanya

Banyak pula pelajar Indonesia yang memilih Al-Azhar sebagai tempat studi lanjutannya. Termasuk presiden yang keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Pada 1963-an Gus Dur mulai studinya di kota pusat Islam Sunni itu. Namun kegemilangan nama Al-Azhar mengecewakan Gus Dur.

Pada saat tiba di Al Azhar, Gus Dur harus lebih dulu mengikuti kelas khusus bahasa Arab.

Baca Juga: ISYARAT LANGIT Lahirnya Dua Raja Besar, Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah

Gus Dur yang merasa sudah fasih dalam berbahasa Arab, akhirnya tidak mengikuti kelas itu, sepanjang tahun 1964 Gus Dur lebih sering belajar di luar.

Gus Dur muda pun malah menghabiskan waktunya untuk menonton film-film Perancis, membaca buku di perpustakaan, dan berdiskusi di kedai-kedai kopi.

Sebab sering bolos kuliah inilah, prestasi akademi Gus Dur di universitas Al-Azhar kurang baik bahkan bisa dikatakan gagal.

Baca Juga: Para Wali Allah Titip Pesan kepada Habib Luthfi bin Yahya untuk Masyarakat Indonesia.

Di tengah kegagalannya di Al-Azhar, Gus Dur mendapatkan angin segar dari arah yang berbeda

Gus Dur seperti layaknya seorang pemuda, memiliki satu kisah cinta. Adalah Shinta Nuriah, yaitu santri Tambakberas Jombang yang berhasil memikat hati mahasiswa al-Azhar itu.

Bermula perkenalannya di Tambakberas, Gus Dur membawa perasaan cintanya hingga ke Al-Azhar. Keduanya saling korespondensi berkirim surat.

Mulanya hubungan Gus Dur dan ibu Sinta muda tak begitu mulus, namun kemudian hubungan keduanya semakin dalam karena kesalingan berkirim surat yang teratur.

Angin segar itu datang. Setelah menerima hasil ujian akhir pada pertengahan tahun 1966.

Gus Dur menulis surat kepada Ibu Sinta Nuriah muda, dan menumpahkan segenap perasaan sedih karena kegagalannya.

Ibu Sinta Nuriah muda segera membalas dengan kata-kata yang menghiburnya,

“Mengapa orang harus gagal dalam segala hal? Anda boleh gagal dalam studi, tapi paling tidak Anda berhasil dalam kisah cinta.” tulis Nyai Sinta muda.

Membaca balasan surat yang begitu menyenangkan hati, Gus Dur segera menulis surat kepada Ibu Sinta Nuriyah muda.

Kebahagiaan Gus Dur segera ditambah dengan tawaran beasiswa dari universitas Baghdad, Irak, Gus Dur menerima beasiswa itu.

Dengan ini Gus Dur mencoba memulai karir akademiknya kembali. Dari Kairo Mesir, Gus Dur Hijrah ke Baghdad Irak.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler