BATORO KATONG Manusia Sakti Penakluk Ponorogo di Zaman Sunan Gunung Jati dan Walisongo

14 Juli 2022, 19:15 WIB
Makam Raden Batoro katong di Ponorogo, manusia sakti di era Walisongo dan Sunan Gunung Jati. /jawatimuran.files.wordpress

PORTAL MAJALENGKA - Batoro Katong memiliki nama asli Raden Piturun atau Raden Lembu Kanigoro, yang memiliki kesaktian di atas Sunan Gunung Jati dan Walisongo di tanah Jawa.

Batoro Katong mampu menaklukan satu pedukuhan yang dikenal angker, daerah ini sangat sulit ditembus oleh Sunan Gunung Jati dan Walisongo lainnya.

Batoro Katong akhirnya mampu menembusnya untuk menyebarkan ajaran agama Islam, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Ponorogo.

Baca Juga: Benarkah Batoro Katong Lebih Sakti dari Sunan Gunung Jati dan Walisongo?

Kesaktian yang dimiliki Raden Piturun ini saking sangat saktinya hingga mendapatkan julukan dari masyarakat Ponorogo dengan julukan Lir Katyo Dewo.

Nama lain dari dewa menurut orang Jawa adalah Batoro, sehingga Raden Piturun atau Raden Katong menamakan dirinya menjadi Batoro Katong.

Batoro Katong, bagi sebagian besar masyarakat Ponorogo mungkin bukan hanya sekedar figur sejarah. Tetapi Batoro Katong merupakan penguasa pertama wilayah Ponorogo yang menjadi pelopor dakwah Islam di daerah tersebut.

Selain Sunan Gunung Jati, delapan anggota Walisongo lainnya pernah mencoba hendak memasuki Ponorogo, namun selalu gagal. Berikut Walisongo yang pernah mencoba hendak masuk ke Ponorogo untuk menyebarkan agama Islam di sana:

Baca Juga: KISAH CINTA BATORO KATONG dengan Niken Gandini, Siasat Jelmaan Dewa yang Hidup di Masa Sunan Gunung Jati

1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim.

2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

3. Sunan Bonang atau Raden makhdum Ibrahim.

4. Sunan Drajat atau Raden Qosim

5. Sunan Kudus atau Jafar Shodiq

6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin

7. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid

8. Sunan Muria atau Raden Umar said dan

9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Baca Juga: JOKO PITURUN Asal Usul Manusia Jelmaan Dewa BATORO KATONG, Hidup di Masa Sunan Gunung Jati

Pada zaman dahulu Ponorogo merupakan daerah yang paling angker di Jawa, karena Ponorogo adalah daerah yang sudah dihuni oleh Ki Ageng Kutu yang memiliki kesaktian tingkat tinggi.

Kesaktian Ki Ageng Kutu hingga bisa berubah wujud menjadi berbagai macam rupa binatang buas raksasa.

Ketika Batoro Katong mencoba memasuki wilayah Ponorogo, terjadi perang antara Batoro Katong dengan Ki Ageng Kutu.

Sejatinya Ki Ageng Kutu adalah salah satu penggawa Kerajaan Majapahit. Dia kecewa terhadap raja Majapahit yang terpengaruh oleh permaisurinya yaitu Putri dari Champa.

Ki Ageng Kutu tidak menghendaki penyebaran ajaran agama Islam di wilayah Majapahit, hingga dia pergi meninggalkan kerajaan dan mengucilkan diri di lereng Gunung Wengker.

Baca Juga: TANAH BANTEN GEGER, Sang Tabib Mengaku Titisan Nabi Khidir, Bertemu Wali Syekh Abdul Rozak

Ki Ageng Kutu menjadi terusik ketika Batoro Katong memasuki wilayahnya. Terlebih lagi Batoro Katong bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam di sana.

Ki Ageng Kutu menjadi penguasa yang kuat dan berpengaruh di Tanah Wengker saat itu. Dia memiliki nama lain yaitu  Ki Demang Ketut Suryo Alam, yang memimpin para warok di Ponorogo.  

Pertarungan sengit tidak dapat dihindarkan, sejatinya Batoro Katong kalah dalam pertarungan itu.

Hingga Batoro Katong mengatur siasat dengan berpura-pura mencintai putri Ki Ageng Kutu yaitu Niken Gandini. Lalu memperalat untuk mengambil senjata sakti yang dimiliki Ki Ageng Kutu sebagai kelemahannya.

Dengan siasat ini Ki Ageng Kutu akhirnya mampu dikalahkan oleh Batoro Katong, hingga Ki Ageng Kutu lari dan menghilang yang konon katanya elakukan moksa.

Baca Juga: Tongkat Melayang, Begini Cara Unik Mbah Hasyim Asy'ari Tegur Santrinya di Pondok: Kisah Para Wali

Batoro Katong di masa sepuhnya wafat dan dimakamkan di Dusun Plampitan, Desa Setono, Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.

Makam ini juga merupakan sebuah bukti dalam perjalanan berdirinya Ponorogo sekaligus tersebarnya agama Islam di kota ini secara meluas.

Disclaimer: Sejarah memiliki banyak versi yang berbeda, tidak menutup kemungkinan ada perbedaan pada artikel ini dengan versi lainnya. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler