Karomah Kyai Aqil Siraj Cirebon, Mendapat Isyarat Kematian Saat Menjelang Wafat

6 Juli 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Wali. Karomah Kyai Aqil Siraj Cirebon, Mendapat Isyarat Kematian Saat Menjelang Wafat /Youtube

PORTAL MAJALENGKA - KH Aqil Siroj ayah dari mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj merupakan kyai kharismatik dari Kempek Cirebon.

Beliau memiliki pribadi yang kuat dalam memegang prinsip.

Waktunya tidak segan-segan dihabiskannya untuk melayani umat, mulai dari kaum santri, petani, pedagang hingga para pejabat datang untuk mengharapkan barokahnya.

Baca Juga: Mbah Hasyim Asy'ari Mampu Mengetahui Apa yang Tersembunyi, Sekalipun Isi Hati Santrinya: Karomah Para Wali

Bahkan tidak jarang Kyai H. Aqil Siroj bertindak laksana dokter memberikan resep segelas air putih untuk orang sakit yang meminta bantuannya.

Kyai H. Aqil Siroj dilahirkan di Cirebon pada 1920 ia putra dari seorang Kyai bernama Kiai Siroj yang masih keturunan Sunan Gunung Jati.

Kyai H. Aqil Siraj berkembang dan dibesarkan dalam suasana keluarga pesantren yang sederhana jauh dari kemewahan.

Baca Juga: AKHIR Kerajaan Majapahit, Lahirlah Sunan Kalijaga Seorang Wali Asli Jawa dan Berdakwah Melalui Budaya

Sebagaimana para Kyai lainnya masa kecil Kyai H. Aqil Siroj tidak lepas dari pengawasan sang ayah yaitu Kiai Siroj.

Setiap harinya dihabiskan untuk belajar di lingkungan pesantren. Menginjak usia remaja Aqil kecil nyantri di Kempek Cirebon.

Beberapa tahun kemudian dahaga batinnya menguatkan hati Aqil muda untuk meneruskan belajar ke pesantren yang diasuh oleh Kyai Bisri Musthofa Rembang. Kemudian ia Meneruskan nyantri ke Pesantren Lirboyo Kediri.

Baca Juga: Karomah Wali: Mbah Kholil Setelah Dijewer Gurunya, Dapat Membawa Rombongan ke Makkah Hanya dengan Wiridan Ini

Bulan Ramadan pun dimanfaatkan Aqil muda untuk belajar agama hingga mempertemukan dirinya dengan Kyai H. Hasyim Ashari di pesantren Tebuireng.

Sisi batin Kyai Aqil kaya akan nilai-nilai rohaniah, ajaran-ajaran para sufi ia pelajari dan amalkan. Hizib Nashar dan Hizib Nawawi adalah sebagian kecil rutinitas amaliah batinnya.

Sejak remaja Kyai Aqil tidak segan keluar masuk dari satu kampung ke kampung yang lain, berjalan beriringan duduk sejajar hanya untuk memenuhi permintaan masyarakat.

Perhatiannya yang istimewa terhadap masyarakat ini membuat namanya harum dikenang, tidak hanya di Cirebon melainkan juga di Brebes, Indramayu, Majalengka dan wilayah sekitarnya.

Dikisahkan menjelang wafatnya Kyai H. Aqil Siraj seakan telah mengetahui masa-masa akhir hayatnya.

Ketika dia sakit dia dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya beberapa hari dia tinggal di rumah sakit, namun belum ada tanda-tanda akan sembuh.

Minggu malam pihak rumah sakit dan keluarga dikejutkan dengan kehendak Kyai Aqil yang memaksa diri untuk pulang.

Ketika meminta izin untuk pulang ke rumah tentu saja pihak rumah sakit menolaknya dengan alasan belum sembuh.

Pada hari Senin pihak rumah sakit kebingungan karena Kyai H. Aqil Siraj sudah tidak ada di rumah sakit beliau ternyata pulang ke rumah tanpa pamit.

Kyai Aqil bersikeras untuk beristirahat di rumah dan tidak mau kembali ke rumah sakit.

Tidak ada yang mengetahui misteri apa kekerasan hati Kyai Aqil tersebut.

Diceritakan pada hari Ahad itu dia sudah ditemui oleh malaikat Izrail, sang malaikat pencabut nyawa.

"Engkau Aqil," kata Malaikat Izrail.

"Ya saya Aqil," jawab Kyai Aqil.

Setelah bertanya demikian malaikat pun menghilang.

Itulah sebabnya Kyai Aqil bersikeras untuk segera pulang dari rumah sakit. Jika ajal sudah di ambang pintu buat apa berada di rumah sakit memasuki.

Hari Rabu Kyai Aqil tidak sabar menunggu, sehabis sholat fardhu dengan tersenyum dia meninggalkan dunia fana ini menuju ke alam baka. Seakan ingin bertemu dengan malaikat yang telah menemuinya di rumah sakit itu.

Dari kisah tersebut bahwasannya seseorang yang telah mencapai kedekatan dengan Tuhan akan merasa bahwa pertemuannya dengan Tuhan menjadi sebuah perjumpaan yang ditunggu tunggu.

Isyarat tentang kematian yakni ketika Kyai Aqil dijumpai malaikat Izrail tidak lain adalah Karomah dari Sang Kyai dan anugrah dari Allah kepada hamba yang dikasihi-Nya.

Demikian kisah karomah Kyai H. Aqil Siroj. Semoga bermanfaat. Waallahua'lam bisshawab.***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler