Hidupkan Tulang Ikan, Keramat 3 Ulama Besar Penjaga Perbatasan Kekuasaan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi

30 Mei 2022, 11:47 WIB
Tulang Ikan Hidup Kembali, Keramat 3 Ulama Besar Penjaga Perbatasan Kekuasaan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi /YouTube BBC

PORTAL MAJALENGKA - Terdapat tiga ulama besar yang menjadi penjaga perbatasan kekuasaan Sunan Gunung Jati dengan Prabu Siliwangi.

Lokasi tersebut kini berada di Darma Loka, Kabupaten Kuningan. Di sana juga ada ikan Dewa, yang saat ini masih bisa dilihat.

Lokasi itu dulu adalah perbatasan kekuasaan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: IKAN DEWA Hidup di Perbatasan Kekuasaan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati, Sampai Sekarang Masih Ada

Keterangan terkait tiga ulama dan ikan Dewa disampaikan Sekretaris Desa Darma, Amin Supriadi, seperti dikutip Portal Majalengka dari Desk Jabar.

Ikan Dewa dipercaya berada di persinggahan Prabu Siliwangi dan tidak datang dengan sendirinya.

Masyarakat setempat tidak ada yang berani menangkap ikan Dewa karena menganggap sakral.

Baca Juga: Langit Pajajaran Jadi Ca'ang, Kisah Putra Prabu Siliwangi Raden Kian Santang Masuk Islam

Bahkan, ketika ada ikan Dewa mati, warga memilih untuk menguburnya. Tidak ada yang berani untuk memakannya.

Konon, ikan Dewa di Darma Loka dulu sengaja ditanam oleh Syekh Rama Haji Irengan guru Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang tinggal di Darma Loka.

Darma Loka dulu menjadi pos penjagaan wilayah kekuasaan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Kitab Ramalan Jayabaya Berasal dari Kitab Islam Kuno, Siar Islam Pra Sunan Gunung Jati dan Walisongo

Artinya juga sebagai batas wilayah antara Kerajaan Cirebon dan Pajajaran.

Ada tiga ulama besar yang tinggal di Darma Loka yang dikenal dengan sebutan Tri Umpirat.

Yakni Syekh Datuk Kaliputah, Syekh Rama Haji Irengan, dan Syekh Karibullah.

Tiga ulama tersebut merupakan pasukan utama penguasa Kesultanan Cirebon Sunan Gunung Jati.

Menurut cerita masyarakat Kuningan, pada awalnya, Darma Loka tidak ada ikan Dewa atau ikan Kancra Bodas.

Namun ikan itu muncul ketika Syekh Rama Haji Irengan mendapatkan oleh-oleh ikan dari Syekh Kaliputah yang dibawanya dari Aceh.

Saat itu Syekh Rama Haji Irengan berhasil membuat kolam ikan dalam waktu satu malam tanpa dibantu orang lain.

Ketika Syekh Datuk Kaliputah datang dari Aceh tanah kelahirannya sepulang menjenguk keluarganya membawa oleh-oleh berupa ikan.

Ikan yang tidak diketahui namanya itu kemudian diberikan kepada Syekh Rama Haji Irengan dan dimakan bersama-sama.

Syekh Rama Haji Irengan kemudian menyisakan tulang belulang serta kepala ikan. Setelah selesai makan, tulang belulang serta kepala ikan dilempar ke kolam.

Ajaib, tulang belulang ikan yang dilempar Syekh Rama Haji Irengan itu berubah menjadi ikan hidup.

Saat makan bersama Syekh Kaliputah bertanya kepada Syekh Rama Haji Irengan tentang cara makan ikan yang tidak biasa dan menyisakan tulang belulangnya.

Syekh Rama Haji Irengan pun menjawab, jika tulang belulang ikan tersebut untuk anak cucunya nanti, yang kemudian didoakan oleh Syekh Datuk Kaliputah semoga anak cucu bisa menjaganya.

Karena karomah Syekh Rama Haji Irengan ikan yang dilepas ke kolam menjadi hidup dan beranak pinak sampai sekarang.

Dikenal masyarakat sebagai ikan kancra Bodas karena di bawah perut ikan Dewa di Darma Loka itu berwarna putih mengkilap.

Jumlah ikan Dewa di Darma Loka sangat banyak karena terus dijaga oleh masyarakat.

Masyarakat sama sekali tidak ada yang berani menangkap apalagi memakan ikan kancra bodas.

Masyarakat Darma sangat menjaga warisan dari Syekh Rama Haji Irengan tersebut agar tetap lestari untuk anak cucu nanti.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: DeskJabar

Tags

Terkini

Terpopuler