Pertarungan Dahsyat Syekh Subakir dengan Sabdo Palon Noyo Genggong, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati

29 Mei 2022, 15:12 WIB
Ilustrasi. Pertarungan Dahsyat Syekh Subakir dengan Sabdo Palon Noyo Genggong, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati /SS YouTube Keramat Wali

PORTAL MAJALENGKA - Jauh sebelum masa Sunan Gunung Jati dan Walisongo, sudah ada yang menyiarkan Islam di tanah Jawa. 

Sunan Gunung Jati menjadi generasi berikutnya dalam mendakwahkan Islam di Tanah Jawa, yang dinilai sukses dalam penyebaran ajaran agama Islam di tanah Jawa.

Dakwah secara masif dan sistematis yang dilakukan Sunan Gunung Jati bersama beberapa wali yang ada di tanah Jawa yang dikenal Walisongo.

Baca Juga: ADU KESAKTIAN, Keramat Syekh Subakir Usir Jin Lelembut Pulau Jawa, Dakwah Pra Walisongo Sunan Gunung Jati

Sejarah panjang tentang penyebaran agama Islam di tanah Jawa dituliskan Agus Sunyoto dalam bukunya Atlas Walisongo.

Dikenal dengan istilah dakwah Islam Pra Walisongo, Islam sudah masuk ke Indonesia sejak pertengahan abad ke-7 Masehi.

Seorang Sultan dari Negeri Rum Sultan Al-Gabah pernah mencoba melakukan dakwah Islam ke Tanah Jawa.

Baca Juga: TANAH JAWA Paling Angker, Kisah Syekh Subakir Mendakwahkan Islam sebelum Masa Sunan Gunung Jati

Dituliskan dalam sejarah Sultan al-Gabah mengirim 20.000 keluarga muslim ke Pulau Jawa.

Hal ini dilakukan agar penduduk Islam Persia bisa mempengaruhi penduduk pribumi agar masuk agama Islam.

Namun, dari sekian banyaknya keluarga yang dikirimkan Sultan Al-Gabah semuanya meninggal secara misterius.

Baca Juga: Sejarah Syekh Subakir Mendakwahkan Islam Ke Tanah Jawa Sebelum Sunan Gunung Jati dan Wali Songo

Hanya menyisakan 200 keluarga saja yang selamat, dan sisanya meninggal secara misterius oleh bangsa dedemit jin dan bangsa siluman Penunggu tanah Jawa.

Sultan al-Gabah yang mendapatkan laporan banyaknya utusannya yang meninggal dunia pun marah besar.

Kematian para utusan Sultan Al-Gabah diakibatkan angkernya Pulau Jawa yang banyak dihuni oleh para jin dan juga Siluman.

Sultan Al-Gabah kemudian mengirim ulama, syuhada, dan orang sakti ke Jawa untuk membinasakan para “jin, siluman, dan brekasakan” penghuni Jawa.

Satu di antara ulama sakti itu adalah Syaikh Subakir. Dia dikenal sebagai seorang wali keramat dari Persia.

Syekh Subakir yang dipercaya telah menanam “tumbal” di sejumlah tempat di Pulau Jawa agar kelak pulau tersebut dapat dihuni umat Islam.

Syekh Subakir menanam tumbal di sejumlah tempat di pantai utara Jawa yang dikenal sebagai “Makam Panjang”,

Makam Panjang berada disejumlah tempat seperti yang terdapat di Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, dan Jepara.

Kelima tempat diatas diyakini sebagai Kuburan Panjang atau bekas petilasan Syaikh Subakir.

Istilah memasang “tumbal” dalam kisah Syaikh Subakir, berkaitan dengan usaha rohani menyucikan suatu tempat, dengan cara menanam “tanah” di tempat yang dianggap angker.

Kisah-kisah legendaris tentang orang Lor asal Persia dan tokoh Syaikh Subakir, tidak saja meninggalkan jejak pada catatan historiografi,

Melainkan menjadi cerita lisan (folk-tale) yang dikaitkan dengan keberadaan makam-makam tua yang dikeramatkan masyarakat.

Seperti dalam tutur yang ada bahwa Syekh Subakir ketika menginjakkan kakinya di tanah Jawa harus berperang melawan bangsa makhluk gaib dan juga siluman yang ada di tanah Jawa.

Bahkan masyhur cerita tentang Syekh Subakir yang bertarung dahsyat dengan Sabdo Palon Noyo Genggong.

Pertarungan dahsyat yang terjadi di puncak Gunung Tidar, yang konon katanya menghabiskan waktu hingga 40 hari 40 malam.

Pertarungan dahsyat antara Syekh Subakir dengan Sabdo Palon Noyo Genggong berakhir dengan tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang.

Hingga keduanya membuat kesepakatan, Sabdo Palon Noyo Genggong menyerahkan pulau Jawa untuk masuk ajaran agama Islam dengan syarat harus menjaga adat tradisi yang sudah ada. Wallahu a'lam bishawab.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler