PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati dan Walisongo yang ada di Tanah Jawa berhasil menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.
Keberhasilan Sunan Gunung Jati dan para Walisongo lainnya dalam menyebarkan Islam di Tanah Jawa dengan keteladanan dan juga karomah atau keramat yang dimilikinya.
Dengan keramat yang dimiliki Sunan Gunung Jati dan para wali lainnya inilah Islam kini dipegang teguh oleh penduduk Nusantara.
Keberhasilan Sunan Gunung Jati dan Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dinilai lebih berhasil dari Haidar Ali yang menyebarkan Islam di India.
Hal itu seperti yang tercatat dalam Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto, tentang fakta kesuksesan penyebaran Islam dengan keramat para wali dibandingkan penyebaran Islam dengan cara paksaan di India.
Umat Islam mengenal istilah mukjizat dan juga keramat. Apa itu mukjizat dan keramat?
Mukjizat adalah sesuatu kejadian yang di luar nalar manusia yang dimiliki oleh orang salih dan menjadi ciri sebagai Nabi atau Rosul utusan Allah SWT.
Sedangkan karomah atau keramat merupakan kejadian luar biasa yang di luar nalar manusia dan dimiliki oleh orang salih sebagai ciri bahwa dia adalah seorang Wali.
Keramat hanya dianugerahkan Allah SWT kepada seorang mukmin sejati yang membawa kesaksian bagi kebenaran nabi dan rasul.
Baca Juga: KENA PRANK! Kisah Cinta Romantis Giorgino Abraham dan Yasmin Napper
Orang-orang yang dianugerahi keramat merupakan saksi-saksi kebenaran misi Rasulullah Saw.
Atas dasar itu, tugas utama wali adalah menyampaikan kebenaran dakwah Rasulullah Saw kepada umat manusia.
Demikianlah, sepanjang sejarah dakwah Islam di dunia, tercatat sederetan nama besar juru dakwah yang dikenal sebagai wali-wali.
Baca Juga: Ini yang Bakal Terjadi jika Aleix Espargaro Juara di MotoGP Italia 2022
Dalam proses dakwahnya telah menampilkan berbagai keramat dalam rangka mengukuhkan kebenaran Islam yang disampaikan Rasulullah Saw.
Sementera itu, Syiar Islam di India ditandai lewat penaklukan-penaklukan oleh Mahmud Ghazna, Dinasti Khijlia, Tughlaq, Lodia, Aurangzeb, Haydar Ali. Syiar Islam di India juga ditandai dengan aksi kekerasan dan khitan paksa.
Hal ini ternyata tidak cukup kuat mendorong dakwah Islam secara masif di tengah penduduk pribumi India.
Baca Juga: KABAR BAIK Datang Ciro Alves Penyerang Anyar Persib Bandung, Tandem David da Silva
Sebab, tidak sedikit kelompok-kelompok penduduk yang diislamkan lewat kekerasan, pada saat ada kesempatan mereka kembali kepada agama asalnya.
Namun di sisi lain, dakwah Islam di India juga dilakukan oleh tokoh-tokoh sufi yang dikenal sebagai wali. Mereka menggunakan pendekatan dakwah lewat keteladanan.
Mereka melakukan dakwah dengan moral, kasih sayang, kedermawanan, toleransi, pendekatan persuasif, dan keramat-keramat lewat keteladanannya.
Baca Juga: Pesona Kecantikan dan Kesaktian Putri Kandita, Putri Prabu Siliwangi yang Dibenci Selir
Dengan metode dakwah ini ternyata telah menjadikan Islam begitu melekat dalam perikehidupan penduduk India yang dengan sukarela memeluk Islam.
Atas ikhtiar dakwah Syaikh Syaraf bin Malik dan saudaranya, Malik bin Dinar serta kemenakannya, Malik bin Habib, Raja Cranangore Malabar berkenan masuk Islam.
Kemudian, atas surat wasiat yang ditulis Raja Cranangore, para sufi tersebut berhasil mengembangkan Islam di antara penduduk Malabar (Arnold, 1977).
Baca Juga: Menilik Perjalanan Liverpool ke Final Liga Champions 2022: Babak Semifinal Sempat Kesulitan
Keramat luar biasa terkait tokoh Malik bin Dinar, telah menjadi khazanah abadi. Dan ini tertuang dalam kisah-kisah wali sufi di kalangan ulama tasawuf sejajar dengan Abu Nuwas, Syihabuddin Suhrawardi, Fariduddin Attar, dan lainnya.
Pengembangan Islam di daerah Bengali cenderung dikaitkan dengan keberadaan tokoh-tokoh sufi yang dianggap wali oleh penduduk.
Salah seorang di antara juru dakwah itu adalah Syaikh Jalaluddin at-Tabrizi, murid ulama sufi besar Syihabuddin Suhrawardi. Dalam perjalanan dakwahnya.
Dikisahkan Syaikh Jalaluddin at-Tabrizi singgah di Bengali dan menampilkan keramat-keramat luar biasa yang membuat takjub banyak penduduk.
Salah satu kisah termasyhur adalah hanya dengan memandang seorang tukang susu beragama Hindu, Syaikh Jalaluddin at-Tabrizi telah menjadikan tukang susu tersebut memeluk Islam.
Cara dakwah dengan menggunakan kasih sayang, kedermawanan, toleransi dan penampilan keramat kesaktian Sunan Gunung Jati dan Walisongo diterapkan di Nusantara.
Baca Juga: Kisah Islamnya Prabu Siliwangi di Tangan Sunan Gunung Jati Membuat Penghuni Istana Pajajaran Geram
Dengan cara tersebut Sunan Gunung Jati dan Walisongo lebih berhasil dakwah Islam di Nusantara dibanding di India.***