MENGENAL SOSOK IBNU RUSTA, Astronom yang Teorinya Berlandaskan Ayat Al-Qur'an

10 April 2022, 09:09 WIB
Ilustrasi Ilmuwan Muslim. Ibnu Rusta. /

PORTAL MAJALENGKA - Namanya ialah Abu Ali Ahmad bin Umar bin Rusta. Ia adalah ilmuan berkebangsaan Persia yang berasal dari Isfahan, yang kemudian melakukan perjalanan ke Hijaz pada tahun 290 H/903 M.

Ia merupakan penulis buku "Kitab Al-Alaq-Nafisah" (kopor-kopor berharga dari perbekalan perjalanan), buku ini terdiri dari beberapa jilid ukuran besar.

Buku ini membicarakan mengenai masalah lingkungan yang berkenaan dengan ruang angkasa dan bumi, menggambarkan negara-negara. Buku ini ditulis antara tahun 290-300 H/903-913 M, yang kemudian diedit oleh de Goeje (Leiden-1892 M).

Baca Juga: Siap Berjuang Bersama Timnas Indonesia Pada SEA Games, Gelandang Persib Marc Klok Ungkapkan Impiannya.

Melihat judul pokok persoalan yang dibahas dalam buku yang belum terlalu dikenal itu, dengan mudah diketahui kalau penulisannya adalah seorang yang berpendidikan tinggi dan berbakat.

Buku ini mencakup berbagai macam disiplin ilmu matematika deskriptif, dan geografi manusia, sejarah dan sebagainya.

Perinciannya pada bab I menyangkut sfera-sfera langit (celkestial spheres) tanda-tanda zodiak, planet-planet, posisi planet bumi di alam semesta ini, serta sistematika geografi matematikan dan geografi, astronomi, tinjauan-tinjauan, pandangan serta pada teori-teori astronom Arab, Yunani dan India pada pokok masalah yang dibahas.

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Wedding Agreement: The Series yang Miliki Perbedaan Alur dengan Versi Filmnya

Pandangan Aryabhattra tentang rotasi, termasuk di dalamnya antara lain Ahmad bin Muhammad bin Katsir al-Farghani dan Ahmad bin Thayyib As-Sarakhsyi.

Sebagai seorang muslim, Ibnu Rusta banyak membawa kutipan ayat-ayat al-Qur'an untuk menyokong dan memperkuat pandangan-pandangan astronomisnya.

Dalam bukunya, setelah kata pengantar, ia menambahkan sebuah deskripsi tentang kota Mekkah dan Madinah, tentang keajaiban-keajaiban dunia, tentang laut, sungai, dan tujuh macam iklim.

Kemudian diikuti dengan deskripsi tentang konstantinopel, Khazar, Bulgaria, Slav, Rusia, dan negara-negara lain.

Baca Juga: Jadwal Tayang Wedding Agreement: The Series Hari Apa, di Mana, dan Berapa Episode? Ini Info Selengkapnya

Kemudian, Ibnu Rusta juga mengemukakan sketsa-sketsa rencana perjalanan ke beberapa tempat dan berakhir dari sebuah deskripsi beberapa kategori nama-nama muslim, kelompok-kelompok keagamaan, dan keretakan-keretakannya serta nama-nama orang yang mempunyai karakteristik fisik khusus.

Diperoleh penjelasan terperinci mengenai sejumlah daerah-daerah yang terletak di luar kekuasaan Islam.

Dengan demikian gambaran mengenai berbagai ragam pokok masalah yang tercakup dalam buku tersebut dapay dikatakan sebagai "Ensiklopedi singkat tentang ilmu pengetahuan sejarah dan geografi".

Baca Juga: Sinopsis Wedding Agreement: The Series, Drama Percintaan dalam Rumah Tangga

Dalam buku tersebut, Ibnu Rusta juga lebih menyukai penggambaran tujuh iklim menurut sistem Yunani daripada Persia.

Menurht Khishwars. J.H. Kramers menilai tepat karya itu sebagai sebuah sumber informasi yang kaya tentang semua jenis masalah pokok yang menarik perhatian kelas-kelas sosial yang tajam.

Inilah yang menjadi sebab karya ini tampak seperti satu literatur yang lebih cocok digunakan untuk disiplin ilmu-ilmu sekuler yang tidak mendapat tempat dalam literatur agama dan tradisional.

Baca Juga: UPDATE Persib Bandung: Segera Lepas Delapan Pemain dan Bidik Dua Pemain Baru

Melihat rujukan, ia banyak mengambil keterangan dari karya Al-Jayhani, atau malah mungkin berhubungan langsung dengannya.

Ibnu Rusta juga menggunakan edisi lengkap karya Ibnu Khurradadzabih, serta laporan yang disusun oleh Abu Abdullah Muhammad bin Ishak, seorang ilmuan yang pernah tinggal di Khmer (sekarang Kamboja) selama dua tahun yang kemudian laporannya banyak digunakan oleh sejumlah ahli ilmu geografi.***

 

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah

Tags

Terkini

Terpopuler