Mengenal Sosok Ali bin Abbas, Dokter Bedah Pengarang Kitab Kamil Al Sina'ah Al Tibbiyah

18 Maret 2022, 15:15 WIB
Mengenal Sosok Ali bin Abbas, Dokter Bedah Pengarang Kitab Kamil Al Sina'ah Al Tibbiyah /Pexels/george/

PORTAL MAJALENGKA - Ali bin Abbas di Eropa Latin dikenal dengan nama Haly Abbas. Seorang dokter yang memiliki peranan penting dalam kemajuan Ilmu Kedokteran, khususnya tentang pembedahan.

Jika Ibnu Sina terkenal dengan karya _
Qanun-nya yang menjadi kitab rujukan bagi sekolah-sekolah kedokteran, maka Ali bin Abbas mempunyai karya Kamil Al Sina'ah Al Tibbiyah yang mengulas tentang bedah-membedah hingga ke inti-intinya, terutama dalam volume 9.

Kiba Al Sina'ah Al Tibbiyah Tak kurang dari 110 bab (chapter) panjangnya. Dan pada bab 10 dilengkapi lagi dengab teori khusus mengenai pembedahan.

Baca Juga: Mengenal Sosok Al-Halabi, Ahli Teoritis dan Praktisi Kedokteran Mata

Ali bin Abbas Al-Majusi ialah orang yang pertama yang secara belum sempurna membahas susunan dan fungsi pipa kapiler. Serta memberikan penjelasan yang benar tentang kelahiran bayi sebagai reaksi pada saat yang tepat dari otot-otot rahim.

Saat proses kelahiran, tidak seperti anggapan yang salah selama ini. Bahwa kelahiran sebagai suatu sukarela dari pihak bayi yang mau lahir.

Ali Abbas Al-Majusi, selain tenar sebagai dokter, ia juga dikenal sebagai penulis buku-buku medis selama beratus tahun pada abad pertengahan.

Baca Juga: Alex Rins di MotoGP 2022 Mandalika Ikut Serta Pakai Helm dengan Corak Khas Indonesia, Batik

Ali bin Abbas Al-Majusi diperkirakan meninggal antara tahun 982-995 M. Atau dalam versi lain ada yang mengatakan wafat pada tahun 384/995 M.

Dalam hal ini, perlu diakui juga bahwa pengaruh besar dalam dunia kedokteran barat dalam hal bedah adalah karya dari Abu Qadim Az-Zahrawi yaitu Kitab al-Tashrih. Pada bagian ke 30 mengulas panjang lebar masalah pembedahan.

Secara umum, keunggulan dari ilmu dan teknologi bedah Arab (Islam) nyaris menjadi semacam mitos. Hal ini dikarenakan perbandingan pesat kemajuan sains kaum muslimin dengan barat ketika itu justru terbilang unik.

Baca Juga: Kisah Nakalnya Pangeran Jaya Kelana Putra Sunan Gunung Jati hingga Dijatuhi Hukuman Dibuang

Meski dalam kenyataannya, di belakang hari barat ternyata lebih mampu nembuat sesuatu yang lebih besar ke depan berkat jasa Islam.

Sebuah contoh dari M. Meyerhof dan T. Sarneli mencontohkan bahwa Lafrance dari Milan, Italia, seorang eksponen pakar ilmu bedah di Paris pada abad-13 telah mendasarkan teori-teorinya pada Maqolah fi Amal-Yad, sebuah risalah terkenal De Chirurgia dari karya Abu Qasim Az-Zahrawi.

Ilmu bedah Arab memang senantiasa menghindari semua jenis operasi yang merusak (Amputasi). Terlepas daripada adanya larangan-larangan dari Agama.

Baca Juga: Hasil Latihan Bebas 1 MotoGP 2022 Mandalika: Pol Espargaro Jadi Pembalap Tercepat

Hal ini antara lain karena banyak memengaruhi besarnya kontribusi mereka dalam masalah pengetahuan tentang (Anatomi) tubuh manusia sebagai pengembangan dari ilmu bedah anatomis.***


(sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah)

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler