PORTAL MAJALENGKA -- Pertunjukan Sintren merupakan kesenian tradisional khas daerah Cirebon. Bahkan Sintren juga sering dipertunjukkan di wilayah Indramayu.
Seni Sintren disebut merupakan salah satu kesenian Cirebon yang bernuansa magis. Namun juga menyimpan trik seperti pada pertunjukan seni sulap.
Dalam seni Sintren biasa ditandai dengan kehadiran seorang penari wanita dan sebuah kurungan ayam yang dibalut kain. Sehingga mata penonton tidak dapat melihat apa yang terjadi di dalamnya.
Baca Juga: PERTUNJUKAN GAIB! Mengingat Kembali Seni Sintren Khas Cirebon yang Kini Jarang Terlihat
Kesenian ini juga ditandai dengan lantunan syair-syair berbahasa Cirebon yang mudah dipahami. Namun beberapa syair yang dilantunkan, beraroma magis karena seperti memanggil kekuatan gaib.
Turun turun sintren
Sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunan
Nemu kembang yun ayunan
Kembange putri mahendra
Widadari temurunan
Demikian salah satu syair lagu Sintren yang paling dikenal masyarakat. Syair ini dinilai bernuansa magis karena seperti memanggil kehadiran ruh gaib.
Baca Juga: Mengaku Bangga, Ketum PKC Dukung Upaya Pelestarian Tari Sintren di Indramayu
Inti pertunjukan Sintrean adalah, ketika penari wanita dimasukkan ke kurungan ayam terbuat dari bahan bambu. Saat itulah lantunan lagu-lagu kian santar. Tidak lama kemudian kurungan ayam dibuka.
Ajaib, penari wanita yang semula hanya mengenakan kaus dan celana panjang biasa, berubah mengenakan pakaian tradisional lengkap dengan kaca mata hitam, bertopi yang berhias rangkaian melati panjang hingga pinggang.
Penonton bertanya-tanya, bagaimana caranya mengganti pakaian di dalam kurungan ayam yang ukurannya terbatas?
Baca Juga: Kalau Timnas Indonesia Gagal Taklukkan Vietnam dan Malaysia di Piala AFF 2020, Ini yang Terjadi
Suasana magis belum berhenti. Sambil mengenakan kostum tradisional dan berkaca mata hitam, penari wanita menarikan sebuah tarian. Saat itu pula penonton berlomba-lomba menimpuk tubuh penari wanita dengan uang. Uang kertas yang dilipat-lipat hingga dapat dilemparkan.
Anehnya, saat terkena timpukan uang, bagian atas tubuh penari Sintren langsung lemas hingga nyaris terjatuh dan tidak dapat melanjutkan tariannya. Dalang Sintren turun tangan. Dengan ritual yang dilakukannya terhadap penari, Sintren pun dilanjutkan kembali.
Berikut ini syair-syair yang dinyanyikan dalam pertunjukan Sintren, yang dinilai seperti japa mantra sehingga menghasilkan aura magis:
Selasih Selasih Sulandana
Menyangkuti ragae sukma
Ana sukma saking surga
Widadari temurunan
Syair berikut ini membuat masyarakat beranggapan Sintren merupakan suatu ruh yang dipanggil dalam pertunjukan:
Turun turun sintren
Sintrene dandan suwe
Dandan kalunge sesumpinge
Dandan kalunge sesumpinge
Baca Juga: PC JQHNU Kabupaten Cirebon Gelar Tahfizh Award 2021, Berikan Apresiasi bagi Penghafal Alquran
Syair berikut dinyanyikan saat badan penari wanita mendadak lemas terkena timpukan uang:
Turun turun sintren
sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunan
Nemu kembang yun ayunan
Kembange putri mahendra
Widadari temurunan
Syair berikut dinyanyikan saat pertunjukan Sintren hendak berakhir. Isi syair berisi harapan agar pertunjukan tidak menimbulkan dampak negatif. Isi syair juga menyiratkan permohonan pamit:
Baca Juga: Warga Asyik Berfoto di Lokasi Erupsi Gunung Semeru, Netizen: Miris Sekali!
Kembang kilaras ditandur tengahe alas
Paman bibi aja maras
Dalang sintren jaluk waras
Kembange srengenge surupe wayahe sore
Sawise lan sedurunge kesuwun ning kabehane
Syair berikut dinyanyikan saat dilakukan prosesi pelepasan rantai yang membelit penari Sintren:
Sih solasih sulandana
Menyan putih pengundang dewa
Ala dewa saking sukma
Widadari temurunan
Syair berikut juga dinyanyikan saat pertunjukan Sintren segera berakhir :
Kembang jahe laos
Lempuyang kembange kuning
Kembang jahe laos
Lempuyang kembange kuning
Ari balik gage elos sukiki menea maning.***