WHO Sebut Angka Kematian Akibat Malaria Melebihi Covid-19 di Afrika

- 30 November 2020, 11:30 WIB
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus tampilkan pesan Jimin BTS terkait Covid-19.
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus tampilkan pesan Jimin BTS terkait Covid-19. //ANTARA/

PORTAL MAJALENGKA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kematian akibat malaria di sub-Sahara Afrika jauh lebih parah daripada yang diakibatkan Covid-19.

Menurut WHO, keadaan itu disebabkan layanan yang dirancang untuk mengatasi penyakit tersebut, yang ditularkan oleh nyamuk, terganggu selama pandemi virus corona.

Lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka adalah bayi di bagian termiskin wilayah Afrika, meninggal karena malaria sepanjang tahun lalu, kata WHO dalam laporan malaria global terbaru.

Baca Juga: Peringatan Keras untuk Habib Rizieq, Mahfud MD: Siapapun Bisa Diancam Pidana

Menurut WHO, Covid-19 hampir pasti akan membuat angka itu lebih tinggi pada 2020.

"Perkiraan kami adalah tergantung pada tingkat gangguan layanan (karena Covid-19) mungkin ada lebih dari 20.000 dan 100.000 kematian akibat malaria di suatu tempat antara 20.000 dan 100.000 di sub-Sahara Afrika, sebagian besar terjadi pada anak-anak," kata Pedro Alsonso, direktur program malaria WHO.

"Sangat mungkin bahwa jumlah kematian akibat malaria lebih besar daripada kematian langsung akibat COVID," sambunya dikutip dari Antara.

Baca Juga: PKS Luncurkan Lambang Baru di Bandung, Ada Warna Orange Begini Artinya

Laporan WHO menemukan ada 229 juta kasus malaria secara global pada 2019, dan mengatakan bahwa meskipun tantangan pandemi Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, banyak negara di seluruh dunia telah berjuang keras dan bertahan melawan penyakit tersebut.

"Keberhasilan jangka panjang dalam mencapai dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari kepastian," katanya.

Beberapa negara Afrika yang paling parah terkena malaria telah berjuang untuk membuat kemajuan yang signifikan sejak 2016.

Baca Juga: Waduh, Dokter Pribadi Maradona Diduga Lakukan Pembunuhan Tak Disengaja, Polisi Turun Tangan

Karena penularan malaria yang terus-menerus melalui nyamuk di banyak bagian dunia, separuh populasi global menghadapi risiko tertular penyakit itu dan malaria masih membunuh satu orang anak setiap dua menit.

Meskipun demikian, fokus pendanaan dan perhatian global telah dialihkan, membuat kemungkinan kematian anak dapat dicegah.

Peter Sands, direktur eksekutif Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria, mengatakan temuan laporan WHO "sangat tepat waktu".

Baca Juga: Anggota DPR RI Minta Rizieq Shihab Jujur Soal Test Swab Demi Para Simpatisannya

"Dunia kesehatan global, media, dan politik, semuanya terpaku pada Covid-19, namun kita tidak begitu memperhatikan penyakit yang masih menewaskan lebih dari 400.000 orang setiap tahun, terutama anak-anak," katanya kepada wartawan.

"Dan untuk mengingatkan Anda, ini adalah penyakit yang kita tahu bagaimana cara menyingkirkannya - jadi ini adalah pilihan yang tidak kita jalankan," tutupnya.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x