Baca Juga: Selamat Hari Batik Nasional 2023! Nih Sejarah dan Cara Memperingatinya
"Hubungan antara Islam dan budaya itu sangat luas. Multidimensi. Dan, tidak bisa dijelaskan secara hitam dan putih atau halal dan haram. Karena budaya dengan Islam memiliki hubungan yang erat. Sehingga Islam diterima di manapun karena tidak bertentangan budaya lokal," imbuhnya.
Sehingga pertunjukan kolosal HSN 2023 yang menampilkan wajah kebudayaan menjadi relevan dalam konteks dakwah Islam. "Tujuannya menghadirkan pendidikan budaya di pesantren, agar para santri tetap merawat Islam Rahmatan lil Alamain sesuai karakteristik masyarakat kita yang tidak bertentangan dengan nilai kenabian yang dibawa Walisongo," terangnya.
Pondok Pesantren Bina Insan Mulia menjadi tempat pertunjukan kolosal puncak Hari Santri Nasional 2023 di Jawa Barat memiliki beberapa alasan. Salah satunya, sebut Abdurrohman, lingkungan Pondok Pesantren Bima Cirebon memiliki suasana gaya etnik terbesar di Indonesia. Mulai dari aula berbentuk joglo agung, asrama juga bernuansa etnik layaknya zaman kerajaan Nusantara.
Pada pertunjukan kolosal puncak HSN 2023 pasa 22 Oktober nanti, akan disaksikan 4.500 santri Bima Cirebon dan tamu undangan. Selain itu, pertunjukan puncak HSN 2023 nanti juga akan disiarkan secara live streaming lewat kanal YouTube NU Jabar Channel dan Pesantren Bina Insan Mulia Official.
"Kami berharap, dari pertunjukan kolosal Hari Santri Nasional 2023 nanti, santri yang ada di seluruh Indonesia untuk bisa merawat warisan budaya yang ditinggalkan Walisongo dan menyampaikan pesan Islam sesuai kebutuhan tempat dan budaya serta zaman," pesan Kyai Abdurrohman.
Pesantren sebagai Subkultur
Ketua Lesbumi PWNU Jawa Barat Dadan Madani menguatkan dengan menyitir pandangan Gus Dur. Pesantren sebagai subkultur kebudayaan di dalamnya terdapat begitu banyak dinamika. Tidak hanya peristiwa Tarbiyah wat Ta'lim, namun peristiwa kesenian yang menjadikan pesantren menjadi basis kultur dari pemajuan kebudayaan.