KISAH Nyai Subang Larang dan Prabu Siliwangi Melahirkan Walangsungsang, Rara Santang dan Kian Santang

- 17 Maret 2022, 08:00 WIB
Situs Nyai Subang Larang.
Situs Nyai Subang Larang. /Dok. Hallo Media/Yudhi

PORTAL MAJALENGKA - Banyak masyarakat yang mulai mencari literatur tentang Prabu Siliwangi. Jejak-jejaknya kini mulai ditemukan, salahsatunya di Cirebon.

Bahkan keturunan yang sukses dan melahirkan pemimpin besar adalah anaknya dengan Nyai Subang Larang yaitu Rara Santang dan Walangsungsang.

Kelak Anak dan Cucu Prabu Siliwangi menjadi Raja di Kesultanan Cirebon, juga menjadi pemimpin agama.

Baca Juga: Pertamina Foundation Membuka Pendaftaran Beasiswa Bagi Mahasiswa

Saat ini keturunan Prabu Siliwangi yang masih ada adalah jalur dari istrinya Nyai Subang Larang anak dari Ki Gedeng Tapa.

Dikutip dari berbagai sumber sejarah diketahui bahwa Ki Gedeng Tapa adalah salah satu dari empat putra Mahaprabu Niskala Wastukancana dari Dewi Mayangsari.

Ia adalah adik bungsu dari Prabu Dewa Niskala penguasa Kerajaan Galuh.

Kakaknya yang lain yaitu Ki Gedeng Sindangkasih, penguasa Sindangkasih dan Surawijaya Sakti sang penguasa Singapura.

Baca Juga: Cara Dapatkan Tambahan Insentif Kartu Prakerja Gelombang 24, Begini Caranya!

Setelah Ki Ageng Sindangkasih meninggal, selanjutnya Ki Gedeng Tapa menggantikan kedudukkannya menjadi juru labuhan dengan gelar Ki Ageng Jumajan Jati, menguasai wilayah sepanjang pinggir laut Negeri Carbon yang disebut Carbonlarang, yaitu wilayah Carbon paisisr.

Adapun wilayah Carbon yang ada di lereng Gunung Ciremai disebut Carbongirang.

Dahulu Ratu Carbongirang adalah Ki Ageng Kasmaya putra Mangkubhumi Suradipati yang mewakili kakaknya Maharaja Linggabhuwana-wiçesa yang gugur di Bubat Majapahit.

Wilayah Carbon yang ada di lereng Gunung Ciremai disebut Carbongirang.

Baca Juga: Kronologi Polda Jawa Barat Ringkus Pengedar 1 Ton Sabu Jaringan Internasional di Pangandaran

Menurut naskah Nagarakertabumi karya Pangeran Wangsakerta, Pada waktu kecil Prabu Siliwangi saat bernama Raden Pamanahrasa atau Manahrarasa diangkat anak oleh pamannya yaitu Ki Gedeng Sindangkasih dan menikahi dengan  Nay Ambet Kasih,  putri Ki Gedeng Sindangkasih.

Ki Gedeng Tapa juga menggantikan kakaknya yaitu Surawijaya Sakti sebagai yaitu penguasa Singapura dengan pangkat mangkubumi di bawah perintah Kerajaan Galuh.

Adapun istrinya Ki Gedeng Tapa ialah Nyai Retna kerancang putri dari Ki Ageng Kasmaya, ratu di Carbon Girang.

Dari pernikahannya dengan Ia memiliki putri bernama Nyai Subang Larang yang kelak diperistri oleh Pamanahrasa alias Prabu Siliwangi.

Baca Juga: Polda Jawa Barat Gagalkan Penyelundupan 1 Ton Sabu Jaringan Internasional di Pantai Pangandaran

Atas pernikahan dengan Nyai Subang Larang melahirkan anak yaitu Walangsungsang, Rara Santang dan Kian Santang.

Kelak ketiga anaknya menjadi Penerus trah Prabu Siliwangi dan menjadi Pemimpin di Tanah Jawa.

Kesuksesan Ki Gedeng Tapa telah mengantarkan pada posisi elit dan terhormat di Kerajaan Galuh.

Sementara, Prabu Siliwangi terus berupaya membesarkan Kerajaan Galuh dan kemudian membentuk kerajaan besar, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang di beri nama Kerajaan Pajajaran, pada sekitar tahun 1425 Masehi.

Baca Juga: Doni Salmanan Minta Maaf terkait Kasus Dugaan Penipuan Investasi Trading, Berharap Hukumannya Diringankan

Pusat pemerintahan pun dipindahkan, dari Kawali di Ciamis (Rajagaluh) ke Bogor. Salah satu kunci kesuksesan Prabu Siliwangi dalam membangun Kerajaan Pajajaran adalah dengan menerapkan sistem otonomi kerajaan-kerajaan kecil.

Salahsatu putra Prabu Siliwangi yang masuk Islam, Raden Walangsungsang, memilih tinggal di luar kerajaan, yakni di Desa Tegal Alang-alang, yang merupakan cikal-bakal kota Cirebon sekarang.

Desa itu banyak dihuni oleh kalangan pendatang, saudagar dan pedagang asing dari berbagai daerah dan luar negeri.

Pemukiman itu selanjutnya diberi nama daerah Caruban yang artinya campuran. Tempat berasimilasi, simbol pluralisme, keterbukaan, egalitarian dan metropolitan.

Baca Juga: Minyak Goreng Tak Lagi Rp14 Ribu, Berikut Harga Sembako dan Pangan Lengkap

Raden Walangsungsang memiliki ikatan erat dengan ulama terkemuka, antara lain Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), dan terus memperluas kekuatannya. Ia terus memperluas wilayah Tegal Alang-alang.

Ia membentuk satuan penjaga keamanan dengan kualitas prajurit yang cukup besar, dengan tujuan menjaga keamanan dan ketertiban pelabuhan utara Muara Jati yang kian ramai.

Namun, hubungan dengan sang ayah, yang beragam Hindu tetap baik. Prabu Siliwangi bahkan memberinya gelar Tumenggung Sri Mangana Cakrabuana.

Hubungan biologis Ayah-Anak antara Prabu Siliwangi dengan Tumenggung Cakrabuana memang diwarnai pertentangan ideologis Hindu-Islam.

Baca Juga: Buka Partai All England 2022, Pasangan Ganda Putra Ahsan dan Hendra Melaju ke Babak 16 Besar

Namun keduanya tetap berdamai. Kondisi tersebut mendorong kian kokohnya pemerintahan Tumenggung Cakrabuana sebagai daerah otonom dan kelak diproklamasikan sebagai Kerajaan Islam.

Sebagai penganut Islam, yang menganut falsafah rahmatan lilalamiin (rahmat bagi semesta alam) hubungan Tumenggung Cakrabuana relatif lebih luas dan terbuka ketimbang Prabu Siliwangi.

Cirebon sebagai pusat bisnis dan perdagangan internasional, daerah Caruban telah memungkinkan pergaulan Cakrabuana lebih global ketimbang ayahnya yang berusia memang makin lanjut.

Baca Juga: Kabar Gembira! Kartu Prakerja Gelombang 24 Segara Dibuka, Ini Cara Daftarnya agar Lolos

Kemudian cucu Prabu Siliwangi dari anaknya Rara Santang melahirkan seorang putra bernama Syekh Syarif Hidayatullah atau dikenal Sunan Gunung Jati, dimana kelak ia memimpin Kesultanan Cirebon.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x