Dolar AS Menguat, Harga Emas Melemah

- 30 Oktober 2020, 10:11 WIB
Ilustrasi emas yang harganya melemah tertekan dolar AS yang menguat
Ilustrasi emas yang harganya melemah tertekan dolar AS yang menguat /Michael Steinberg/Pexels

PORTAL MAJALENGKA – Emas yang digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, melonjak 24 persen di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi selama pandemi.

Harga emas jatuh lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat 29 Oktober 2020 pagi WIB), tertekan oleh dolar yang lebih kuat dan kurangnya kejelasan tentang kesepakatan stimulus AS.

Sementara kekhawatiran atas lonjakan kasus Covid-19 dan ketidakpastian menjelang pemilu AS membatasi kerugian.

Baca Juga: Arab Saudi Kecam Kartun Nabi Muhammad di Prancis

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, merosot 11,2 dolar AS atau 0,6 persen menjadi ditutup pada 1.868 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Rabu (28 Oktober 2020) harga emas berjangka anjlok 32,7 dolar AS atau 1,71 persen menjadi 1.879,2 dolar AS, setelah menguat 6,2 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.911,9 dolar AS pada Selasa (27 Oktober 2020), dan naik tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.905,70 dolar AS pada Senin (26 Oktober 2020).

Baca Juga: Presiden Kopi Singapura Apresiasi Kopi Indonesia

“Penurunan harga emas karena ada kekhawatiran jangka pendek tentang waktu stimulus disetujui,” kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica.

Kepala penasihat ekonomi Presiden Donald Trump mengatakan pada Kamis (29 Oktober 2020) bahwa kesepakatan apapun tentang undang-undang bantuan Virus Corona AS telah ditunggu sekarang.

Melemahkan daya tarik emas, indeks dolar naik 0,7 persen mendekati level tertinggi dua minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga: Berbeda dengan Donald Trump, Begini Janji Joe Biden Kepada Muslim AS

“Emas sekarang berada pada level dimana orang dapat mengakumulasi mengingat kekacauan di sekitar pemilu AS, kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi dan situasi virus Corona. Tren emas masih bullish,” kata Sica.

Sementara itu data menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada kecepatan yang tak tertandingi di kuartal ketiga, dan klaim pengangguran mingguan turun lebih besar dari yang diperkirakan di minggu terakhir.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis 29 Oktober 2020 bahwa produk domestik bruto (PDB) AS meningkat dengan rekor 33,1 persen pada kuartal ketiga.

Baca Juga: Menlu Tiongkok Yakinkan Vaksin Covid 19 Buatan Negaranya sebagai Sebuah Produk Global

Laporan klaim pengangguran mingguan menempatkan pengangguran awal di 751.000 pada pekan yang berakhir 24 Oktober, penurunan 40.000 dan penurunan keempat dalam lima bulan terakhir.

Menjelang pemilu 3 November penantang Demokrat Joe Biden memimpin atas petahana Trump secara nasional, tetapi persaingan lebih ketat di negara bagian-negara bagian yang masih mengambang.

Investor juga mencerna pernyataan dari Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis 29 Oktober 2020 mengatakan akan mempertimbangkan mengubah rencana stimulusnya pada Desember.

Baca Juga: Bahasa Sunda dan Jawa Jadi Primadona dan Banyak Diminati di China

Analis pasar yakin hal itu kemungkinan akan berdampak pada harga emas dalam jangka menengah.

Dewan Emas Dunia merilis pernyataan pada hari yang sama, menunjukkan permintaan emas global secara keseluruhan turun 19 persen menjadi 892 metrik ton pada kuartal ketiga, total kuartalan terendah sejak 2009.

Tetapi investasi emas global, termasuk koin, batangan dan arus masuk ke ETF (exchange-traded funds) berbasis emas mencapai 494,6 metrik ton di kuartal ini, naik 21 persen dari tahun lalu.

Baca Juga: Geopolitik Laut China Selatan, Menlu China Ingatkan Negara Asia untuk Mewaspadai Amerika Serikat

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 0,1 sen atau 0,004 persen menjadi ditutup pada 23,36 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 25,5 dolar AS atau 2,91 persen menjadi ditutup pada 849,5 dolar AS per ounce. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah