Network
PORTAL MAJALENGKA - Film Pesantren dikenal juga dengan judul A Boarding School di luar negeri.
Film Pesantren garapan Shalahuddin Siregar ini menampilkan gambaran langka dari pesantren yang jarang terlihat oleh dunia luar.
Pesantren merupakan film dokumenter yang mengajak para penonton untuk menyelami kehidupan santri yang tinggal di pesantren.
Baca Juga: Film Pesantren Ajak Penonton Ngaji Bareng di Beberapa Bioskop Tertentu, Catat Lokasinya
Film Pesantren mengambil latar Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy. Salah satu pesantren tradisional terbesar yang berada di Cirebon.
Hebatnya, kini Ponpes Kebon Jambu Al Islamy dipimpin langsung oleh seorang perempuan bernama Ibu Nyai Masriyah Amva.
Tak hanya mengajarkan nilai-nilai Islam kepada para santri, beliau juga menebar inspirasi bagi banyak orang. Khususnya bagi perempuan yang ingin berdikari dan mandiri.
Baca Juga: Kisah Penuh Makna Gus Baha Tentang Wali Ahli Ibadah dan Wali Tukang Tidur
Pendekatan yang dilakukan Ibu Nyai Masriyah Amva kepada para santri yakni dengan pola metode mengajar yang tidak menegangkan. Hal itulah yang membuat santri merasa nyaman belajar di pesantren.
Ponpes Kebon Jambu Al Islamy sendiri telah menjadi rumah dan sekolah bagi 2.000-an santri putra dan putri dari berbagai daerah.
Melalui kisah dua santri dan dua guru muda, penonton akan dibawa untuk melihat sisi lain kehidupan para santri dengan sudut yang berbeda-beda.
Baca Juga: Kisah Dokter Kepresidenan Takjub Lihat Karomah Gus Dur saat Berada di Luar Negeri
Film Pesantren dijadwalkan akan tayang di sejumlah bioskop Indonesia mulai 17 November 2022.
Antara lain seperti Cinepolis Jakarta di Pejaten Village dan Cinema XXI Bekasi di Mega Bekasi XXI, juga di Cinema XXI CSB Cirebon, serta Lippo Plaza Kebon Raya Bogor dan Cinema XXI Garut.
Sebelumnya, film Pesantren direncanakan tayang di bioskop pada 4 Agustus 2022. Namun karena kendala teknis, film ini terpaksa ditunda.
Baca Juga: Daftar Nikah Lebih Mudah, Berikut Cara Daftar Nikah Secara Online Melalui SIMKAH
Kendati demikian, film yang mengangkat sisi lain kehidupan pesantren ini tetap menuai antusiasme penonton, baik dari kalangan santri maupun masyarakat umum lainnya.***
