Program Kemitraan Tebu PG Rajawali II, Solusi Petani Bertahan di Era Pandemi

- 7 Oktober 2020, 13:25 WIB
Direktur Utama PT PG Rajawali II, Sagita Hariadin
Direktur Utama PT PG Rajawali II, Sagita Hariadin /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA – PT PG Rajawali II dari tahun 2018 sudah melaunching program kemitraan budidaya tebu yang melibatkan masyarakat desa penyangga di lingkungan areal HGU PG Jatitujuh.

Direktur Utama PT PG  Rajawali II  Sagita Hariadin mengatakan, program ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Program kemitraan ini sebagai wujud kepedulian perusahaan dalam rangka membangun harmoni dengan masyarakat desa penyangga.

Baca Juga: Jokowi: Ditengah Pandemi Covid 19, Sektor Pertanian Bisa Jadi Andalan

Selain itu, program ini memberikan dampak yang sangat besar baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat.

Meliputi pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi, keamanan lingkungan kebun dan kebakaran ataupun pengrusakan .

“Manfaatnya, kepastian suplai bahan baku tebu ke pabrik melahirkan mitra-mitra petani  yang mampu mengolah kebun tebu, serta terjalinnya interaksi antara perusahaan dengan masyarakat. Muara akhirnya, yaitu lahirnya entitas ekonomi desa berupa bumdes,” ujarnya, Rabu 7 Oktober 2020.

Baca Juga: Dari Kemitraan Tebu, Bumdes Pandawa Pilangsari Raup Untung

Sagita menjelaskan, program ini sudah berjalan dua kali masa tanam yaitu masa tanam 2018/2019 dan 2019/2020. Dengan melibatkan masyarakat dari 22 desa penyangga terbagi menjadi 11 desa wilayah kabupaten Majalengka dan 11 desa wilayah kabupaten Indramayu.

“Sejak dilaunching 2018 petani yang sudah mengikuti kemitraan sebanyak 945 kepala keluarga dengan lahan seluas 1917 hektare. Secara masif program kemitraan ini  terus disosialisasikan ke masyarakat sekitar. Animo dari masyarakat cukup tinggi,” tambahnya.

Sementara pada tahun 2019/2020, jumlah peserta kemitraan  bertambah menjadi 1895 kepala keluarga, dengan tambahan luas lahan menjadi 3302 hektare.

Baca Juga: Benarkah Kartu The Simpsons Ramalkan Trump Mati? Ini Faktanya

Pendanaan program kemitraan ini didukung dengan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dari beberapa bank pemerintah seperti BJB, BNI dan BTN.

Dimana petani mitra mengajukan KUR dan PT PG Rajawali II sebagai avalist.

“Nantinya hasil panen tebu petani dibeli oleh perusahaan sesuai hasil produksi kebun masing-masing. Hasil penjualan digunakan untuk melunasi kewajiban KUR, dan lebihnya menjadi keuntungan bagi petani atau lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU),” ujar Sagita.

Baca Juga: Trump : Jangan Takut Covid-19

Tidak hanya itu, keberhasilan program ini telah melahirkan 7 unit BUMDes dengan bidang usaha pengelolaan budidaya tebu yang bekerjasama dengan PG Rajawali II Unit PG Jatitujuh.

Adapun 7 BUMDes dari Kabupaten Majalengka dan 2 BUMDes dari Kabupaten Indramayu.

Bumdes Tersebut yaitu, Bumdes Pandawa Pilangsari, Kerta Raharja Sukakerta, Citra Lestari Sukamulya, Jatimulya Jatiraga, Sumber Sejahtera sumber Kulon, Mitra Sejahtera Sumber Wetan, Binagkit Pasiripis, Rus Cinta Gadel dan Bintang Kerti Kerticala.

Baca Juga: Barcelona Rugi Rp1,67 Triliun Gara-gara Covid-19

Dengan semakin menggeliatnya ekonomi desa, perusahaan memproyeksikan untuk musim tanam 2020/2021 program kemitraan ini akan menyasar 2259 kepala keluarga dengan luas lahan yang dikelola seluas 4300 hektare.

“Program kemitraan tebu menjadi kunci atas eksistensi Pabrik gula dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan lembaga ekonomi desa yaitu Badan Usaha Milik Desa,” ujarnya.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah