Indonesia Kekurangan 600 Ribu SDM Per Tahun untuk Pertumbuhan Sektor Ekonomi Digital

23 November 2021, 23:30 WIB
Ilustrasi Indonesia kekurangan SDM di bidang ekonomi digital /Diskominfo Kabupaten Batang

PORTAL MAJALENGKA – Perkembangan sektor ekonomi digital yang begitu pesat tidak diimbangi kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.

Informasi yang didapat, Indonesia kekurangan tenaga SDM di sektor ekonomi digital mencapai 600 ribu per tahun.

Minimnya SDM ekonomi digital tersebut komisaris Bukalapak, Bambang Brodjonegoro pada acara Webinar Talent Gap in Digital economy era di Jakarta.

Bambang menjelaskan pemerintah Indonesia perlu mencari cara menghadapi fenomena kesenjangan yang terjadi pada sektor digital ekonomi.

Baca Juga: Terkait TV Digital, Kemenkominfo STB Gratis Siap Dibagikan ke 6,7 Juta Warga Kurang Mampu

“Salah satunya mengajak kerja sama dengan perusahaan digital dan perusahaan rintisan untuk mencari cara tercepat mengatasi kekurangan SDM di ekonomi digital,” ucap Bambang.

Pada tahun 2030 diperkirakan kebutuhan SDM ekonomi digital akan mencapai 17 juta orang. Ada lima pekerjaan yang banyak diminati yakni back end developer, front end developer, android developer, full stack developer dan data scientist.

Kurangnya SDM sektor ekonomi digital terjadi salah satunya karena kurang menguasai bidang teknologi informasi seperti kurikulum yang tidak mutakhir, lulusan IT tidab bekerja pada bidangnya, dan salah paham antara pendidikan serta perusahaan.

Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam mengatakan pentingnya kampus dalam memenuhi SDM pada bidang ekonomi digital.

Baca Juga: Ekonomi Kreatif, Penggerak Sektor Ekonomi

“Setiap tahun ada sekitar 100 ribu lulusan siap pakai di industri teknologi informasi. Namun jumlah itu masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan teknologi informasi. Kampus harus mempunyai strategi khusus untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar bisa siap pakai,” ucap Nizam.

Kampus bisa berkerja sama dengan perusahaan informatika, universitas internasional dengan cara pertukaran mahasiswa untuk riset bersama, dan mahasiswa menciptakan produk yang inovatif saat kuliah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan perilaku masyarakat ke arah serba digital.

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas SDM Pariwisata, DPRD Jawa Barat Bahas Raperda Desa Wisata

Hal tersebut menyebabkan transformasi ekonomi dan semakin pesat perkembangan pada sektor teknologi digital. Perubahan perilaku itu bisa menjadi peluang dalam sektor bisnis.

“Pergeseran perilaku tersebut merupakan peluang mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor bisnis, sehingga dapat berkontribusi positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi,” ungkap Airlangga. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler