Koreksi Angka Pertumbuhan Bukan Solusi

- 10 Februari 2021, 07:19 WIB
Ilustrasi Covid-19 di Indonesia
Ilustrasi Covid-19 di Indonesia //@pisauikan/

Baca Juga: 3 Jurus Gubernur Anies Baswedan Antisipasi Banjir di Jakarta, Apa Saja?

Neraca pertumbuhan ini bersandar pada utang-utang asing. Padahal, utang asing tidak diberikan kecuali disertai syarat pengawasan pada penggunaannya.

Pandemi Covid-19 saat ini semestinya membukakan mata hati dan pikiran umat manusia; betapa tidak adil, egois, tamak, dan serakahnya peradaban kapitalisme sekuler hari ini.

Seluruh sifat buruk tersebut bersatu dengan kelemahan konsep, gagasan, mekanisme dalam pembangunan ekonomi yang dijalankan semua negara hari ini.

Baca Juga: Miliki Potensi Ekspor Besar, Pemerintah Lirik Produk Game Online

Saat ini dunia membutuhkan syariat Islam, dan umat Islam adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan hal itu.

Membangun kembali peradaban Islam dalam institusi negara Khilafah adalah jawaban dari situasi ekonomi yang sulit dan membingungkan saat pandemi global hari ini.

Khilafah akan melakukan kebijakan yang memprioritaskan pada upaya penyelesaian wabah terlebih dahulu, lalu di saat yang sama menerapkan berbagai konsep, gagasan, mekanisme makro dan mikro ekonomi Islam dengan menerapkan sistem moneter dinar-dirham, sistem APBN baitulmal, dan lain-lain, adalah solusi tepat dan jitu.

Baca Juga: Perbaikan Jalan Tol Cipali KM 122 Diperkirakan Sampai 1,5 Bulan

Baitulmal merupakan tawaran realistis, terutama dalam situasi extraordinary semacam pandemi global hari ini. Baitulmal menghasilkan penerimaan besar dan beragam tanpa risiko jatuh dalam jebakan utang dan mencekik rakyat dengan pajak.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah