Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul

14 Agustus 2022, 21:49 WIB
Ilustrasi Gambar Ratu Kidul: Dewi Nawang Wulan dan Dewi Putih.* / /Kolase/Dok. Pribadi

RATU Kidul tulisan Muhammad ‘Ulyan dalam tesis yang berjudul DEKONSTRUKSI MITOS KANJENG RATU KIDUL yang disusun dan diajukan pada pascasarjana Instintut Agama Islam Negeri Purwokerto berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber KH. Ibnu Hajar bin Sholeh bin KH. Abdul Ghaniy Gagak Pernolo (Mbah Benu), seorang ulama sepuh dari Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, menarik diulas.

Disebutkan, Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul adalah dua sosok yang berbeda. Ratu Kidul adalah sosok yang baik dan beriman, karena itu dia tidak butuh sesaji.

Kalau ada orang yang memberikan sesaji di Pantai Selatan, berarti bukan Ratu Kidul tetapi dia ikut Nyai Roro Kidul atau Blorong. Mkhluk tidak beriman dan mengikuti setan. Sehingga meninggalnya pun akan ikut bersamanya.

Baca Juga: PERTAPAAN Sunan Kalijaga, Keris Sakti Kalamunyeng dan Perjanjian Sunan Gunung Jati dengan Ratu Kidul

Ada beberapa poin berkenaan keduanya:

Pertama, Ratu Kidul tidak hanya satu. Disebutkan ada sembilan ratu, di antara mereka berasal dari golongan jin dan manusia.

Dari golongan manusia karena berguru serta mempelajari ilmunya jin yang pada waktu itu masih menganut agama Hindu. Maka hidupnya menjadi seumur jin yakni ribuan tahun.

Agama Hindu merupakan agama bumi yang paling tua. Namun demikian, dia akan tetap meninggal sebelum hari kiamat.

Baca Juga: Kesaktian Raja Mataram Islam, Sultan Agung Menikah dengan Ratu Kidul

Ratu yang sembilan itu menguasai Pantai Selatan karena saking luasnya perairan Samudra Hindia dengan kekuasaan di wilayah masing-masing.

Misalnya, di Parangtritis Yogyakarta sampai ke barat Pelabuhan Ratu Jawa Barat kekuasaan Ratu A, Pantai Ngliyep Blitar Jawa Timur kekuasaan Ratu B, dan seterusnya.

Ratu-ratu kidul dengan kekuasaan wilayah Pantai Selatan yang berbeda-beda itu itu antara lain Dewi Putih, Dewi Sekar Tanjung, Dewi Utari, Dewi Sekar Jagat, Dewi Nari Ratih, Dewi Nawang Wulan, Retno Dumilah dan Ratu Seba.

Baca Juga: Sunan Muria Ubah Santri Malas Jadi Bulus Hingga Turunkan Hujan dengan Pelana Kuda: Keramat Walisongo

Semuanya berjumlah sembilan, ditambah satu lagi Dewi Lanjar atau Dewi Rara Kuning merupakan ratu dari Laut Jawa bagian utara di Pantai Slamaran Pekalongan yang berkuasa sampai ke Laut Cina Selatan.

Pasukannya banyak, terdiri dari naga. Mereka juga muslim bahkan di antaranya ada dari golongan min ba’dil auliya, waliyullah seperti Dewi Putih (Kwan Im) walaupun awalnya memiliki latar belakang Budha setelah muslim ada tanda lafal Allah pada mahkotanya.

Kedua, raja-raja Jawa yang pernah disebut berhubungan dengan mereka antara lain Panembahan Senopati. Pendiri Kerajaan Mataram ini pernah berhubungan dengan Dewi Sekar Jagat. Kemudian Sultan Agung dengan Dewi Nari Ratih, HB IX dengan Retno Dumilah.

Baca Juga: Islam dan Kearifan Lokal Tradisi di Nusantara

Menurut ulama sepuh dari Yogyakarta Selatan, tetapi Dewi Sekar Jagat, Nari Ratih dan Retno Dumilah berujar, "meniko dede kulo" ("itu bukan saya") menolak pengakuan berhubungan dengan yang disebut di atas (Panembahan Senopati, Sultan Agung atau Hamengku Buwono IX).

Artinya, maksud sang ulama kyai sepuh tadi, itu hanya “modifikasi” dari Nyai Blorong yang mengaku-ngaku Ratu Kidul sebagai Sekar Jagat, Nari Ratih dan Retno Dumilah.

Ketiga, Izazil dari golongan iblis pernah menyamar menjadi seorang ajar, resi, atau pendeta (Ajar Cemara Tunggal) kemudian menjadi guru Retno Suwidi putri dari Raja Pejajaran Prabu Mundingsasi yang mengajarinya berbagai kesaktian dan hidup abadi.

Baca Juga: Ingin Rezeki Berlimpah? Mbah Kholil Bangkalan Beri Kunci Suksesnya, Luar Biasa Kekuatan Istighfar

Kelak kemudian Retno Suwidi inilah yang dikenal sebagai Nyai Blorong dan menjadi salah satu penguasa Pantai Selatan sebagai Nyai Roro Kidul.

Keempat, dikatakan tidak sedikit penguasa atau pejabat negara, pengusaha, dukun, paranormal bahkan kyai-ulama, pendeta, dan lain-lain tergelincir menjalin perjanjian (MoU) untuk kesuksesan, kukuasaan, kekayaan, ilmu kesaktian dan lain-lain dengan Nyai Roro Kidul yang sesungguhnya Nyai Blorong.

Ada mantan petinggi negara setelah kematiannya menjadi "tukang sapu" di kerajaan selatan sebagai abdinya Blorong. Ada juga yang bertugas sebagai "gigolo" padahal ketika hidupnya cukup terhormat dan masyhur dielu-elukan sejarah.

Baca Juga: Keramat Habib Luthfi bin Yahya Temui Para Wali yang Sudah Tiada, Berikut Isi Pesannya untuk Bangsa Indonesia

Kelima, disebutkan manusia yang “berumur panjang setelah kematiannya” bisa masuk kategori manusia setengah jin dan manusia setengah setan.

Manusia setengah jin karena dahulunya belajar ilmunya jin, menyembah dewa atau minta kesaktian dari jin atau minta petunjuk jin. Akhirnya hanya fisiknya yang mati, tetapi jiwanya pindah ke alam jin.

Manusia setengah jin demikian masih bisa ditolong ditarik menjadi muslim melalui wali-wali Allah atas izinNya. Misalnya Dewi Rara Kuning (Lanjar), Danghyang Sumbi, Rara Jonggrang dan Cleopatra ratu Mesir Kuno.

Baca Juga: Bukan Anak Tertua, Sunan Gunung Jati Pilih Putra Keenamnya sebagai Raja Cirebon, Kenapa?

Adapun manusia setengah setan maka tidak bisa ditolong dan kematiannya pun juga ikut setan sampai hari kiamat.

Kalau orang minta tolong Nyai Blorong (Nyai Roro Kidul) untuk pesugihan, perdukunan, kesuksesan jabatan, kesaktian seperti Aji Rawa Rontek atau Pancasona itu masuk ilmunya setan.

Setan itu tidak mati, sebenarnya bisa mati tetapi mohon jangan dibunuh sampai hari kiamat. Kalau jin usianya hingga ribuan tahun.

Baca Juga: PANTANGAN di Masa Sunan Gunung Jati Tetap Berlanjut Hingga Kini, Ternyata Ada Maksud Tersembunyi

Sebenarnya jin itu telah mendiami dunia ribuan tahun sebelum ada Nabi Adam. Mereka suka perang dan mengalirkan darah.

Ada yang menjadi pekerja, ada yang cantik-cantik, bidadari, yang hebat-hebat itu golongan dewa, kalau istri dewa itu dewi. Itu ilmunya jin.

Semuanya dari Allah. Jadi jin itu bisa mati, juga bisa sakit. Kalau setan bisa sakit, tetapi tidak mati sampai hari kiamat.

Baca Juga: Sekilas Mengenal Sosok Abu Dulaf, Penyair Sekaligis Ilmuan Ahli Logam

Kalau mereka dibabad pakai pedang menjadi sepuluh maka sepuluh bagian itu tetap hidup, tetapi merasa sakit. Itulah setan.

Wallahu A’lam Bishawab.***


Artikel ini ditulis Haryanto. Penulis adalah alumni Jurusan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, mengajar di SMP Negeri 1 Paliyan Gunungkidul DIY.

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler