"Untuk saat ini kami hanya menyelenggarakan dua marhalah, yakni wustha dan ulya kategori putra putri," imbuhnya.
Kitab yang dilombakan pada marhalah wustha yakni Fathul Qarib al-Mujib fi Syarh Alfazh at-Taqrib karya Syekh Abu Abdillah Syams ad-Din Muhammad Qasim.
Sementara kitab yang dilombakan pada marhalah ulya yakni Fathul Mu'in bi Syarh Qurrah al-'Ain bi Muhimmat ad-Din karya Syekh Ahmad Zain al-Din al-Malibari.
Dia mengaku, Kemenag Kabupaten Cirebon akan terus memantau para juara dan terus menjalin komunikasi dengan para pembimbing pondok pesantren. Hal itu dilakukan guna meningkatkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning.
"Karena para pemenang lomba ke depannya akan kita kirim di tingkat provinsi," kata dia.
Dia berharap, lewat ajang MQK ini, para santri di Kabupaten Cirebon terus termotivasi untuk memperdalam kemampuannya dalam membaca kitab kuning.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Cirebon, Saefuddin Jazuli berharap, melalui ajang MQK ini mampu menampilkan santriwan atau santriwati yang berani tampil menyampaikan kemampuanya dalam membaca dan memahami kitab kuning.
"Selain itu MQK ini sebagai media penyaringan santri untuk dapat diikutsertakan di tingkat yang lebih tinggi, yakni tingkat Provinsi dan tentunya berharap bisa sampai tingkat nasional," ujar sosok yang juga Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon itu.
Baca Juga: Khidmat ke NU, Wakil Katib Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon: Insya Allah Mendapat Keberkahan