MEMBACA Fenomena Strategi Pemenangan Pilkades Serentak 2023 di Kabupaten Cirebon

- 24 Mei 2023, 20:34 WIB
Ilustrasi pilkades serentak yang akan digelar di 100 desa di Kabupaten Cirebon.
Ilustrasi pilkades serentak yang akan digelar di 100 desa di Kabupaten Cirebon. /IniPurworej.com/Sudarno Ahmad Nashori

 

PORTAL MAJALENGKA - Pada tahun 2023 di Kabupaten Cirebon akan dihelat pemilihan kepala desa (pilkades) sebanyak 100 desa.

Jika pada tiap desa di kabupaten Cirebon yang akan menggelar pilkades serentak ini rata-rata ada 3 calon kades.

Maka bakal ada 300 orang calon kepala desa di kabupaten Cirebon ini yang akan bertanding di pilkades serentak pada Oktober 2023 nanti.

Dapat dipastikan bakal banyak manuver dan strategi yang dijalankan oleh masing-masing calon kepala desa agar meraih suara terbanyak dan keluar sebagai pemenang pilkades di desa masing-masing.

Secara umum fenomena di lapangan akan tampak berbagai strategi pemenangan yang dijalankan masing-masing kandidat.

Ada yang memakai cara-cara konvensional. Tetapi tidak sedikit juga yang sudah memanfaatkan kemajuan era teknologi informasi dan komunikasi. Bahkan ada pula yang mengkombinasikan keduanya.

Baca Juga: 167 Nama Calon Kades dari 64 Desa Siap Ikuti Pilkades Serentak 2023 di Kabupaten Majalengka

Di era sebelum masuknya internet seperti saat ini, hampir mayoritas pertarungan politik desa dilakukan dengan pendekatan strategi pemenangan konvensional.

Varian cara yang biasa dilakukan dalam mempengaruhi dan menggaet suara pemilih calon kepala desa, kebanyakan strategi pemenangan konvensional dilakukan melalui sistem pemetaan.

Sistem pemetaan yang dimaksud biasanya meliputi pemetaan tokoh berpengaruh, hubungan darah atau Kekeluargaan, pendanaan dan lokasi basis pemenangan, ditambah dengan pengadaan Alat Peraga Kampanye (APK).

Kelima unsur tersebut merupakan senjata yang dipakai oleh tim pemenangan calon kepala desa untuk meraih kemenangan dalam kontestasi demokrasi di sebuah Desa.

Alih-alih banyak pengikutnya, para tokoh di dekati oleh tim sukses calon kepala desa. Karena diharapkan bisa mendulang suara dari para pengikut atau masyarakat sekitarnya. 

Dilihat dari kecilnya wilayah desa serta kultur budaya desa yang ramah tidak bisa dipungkiri pendekatan dan pemetaan ketokohan ini dianggap cukup efektif dan masih banyak dilakukan oleh tim pemenangan Calon Kepala Desa.

Baca Juga: Sumber Anggaran Pilkades dari Mana? Simak Penjelasan Berikut

Sementara kekeluargaan di desa sejauh ini  tetap dominan dan masih kental. Karenanya hampir bisa dipastikan calon kepala desa yang kekerabatannya banyak dapat diprediksi akan memenangkan Pilkades di desa tersebut.

Dengan banyak memiliki kekerabatan yang dimiliki calon Kades, kebanyakan dapat menghemat atau meminimalisir biaya pencalonan.

Selain itu pula kelebihan kekeluargaan ini bisa menjadi kekuatan suara pasti bagi si calon yang bersangkutan. Kelemahannya dari kekeluargaan ini kadang calon yang di hasilkan kurang kredibel.

Tentunya maklum karena orientasi pilihan bukan didasarkan atas kapasitas atau nilai  kompetensi yang dimiliki calon tetapi pertalian keluarga.

Dan jika hal itu terjadi, maka dampaknya akan berimbas pada perkembangan desa tersebut yang sulit maju.

Dalam setiap perhelatan pilkades tidak bisa dihindari adanya permainan politik uang. Bukan hanya berlaku di dunia pemilihan yang lebih luas, budaya ini juga tumbuh di ranah politik bawah seperti pilkades serentak ini.

Pola pikir kapitalisme merasuk dengan mudah ke tingkat desa yang rawan kemiskinan. Tentu hal tersebut dapat merusak idealisme suara rakyat bagi pembangunan desa.

Baca Juga: STRATEGI MENANG Pilkades Untuk Calon Penantang Menghadapi Petahana

Pola ini benar-benar mengoyak tatanan kejujuran dan kemakmuran masyarakat nantinya. Bagaimanapun Kepala Desa terpilih akan membayar atau membalas hutangnya pada para penyokong dana dengan kesepakatan yang mereka buat.

Jika masyarakat tidak segera menyadari dan berhitung dengan kerugian yang bakal dialami. Maka nasib kemajuan desa selama 6 tahun akan tergadai oleh uang yang sesaat mereka terima. .

Memang ketika seseorang yang telah mencalonkan diri ikut kontestasi pilkades. Maka mau tidak mau harus melakukan pemetaan dana, paling tidak untuk biaya kunjungan diri ataupun warga yang datang ke rumah.

Hal itu tidak bisa dihindarkan meski sekadar untuk menjamu tamu yang berkumpul maupun pertemuan yang diinisiasi oleh tim pemenangan serta pemenuhan kebutuhan logistik dari tim itu sendiri.

Selain itu biasanya dalam sistem  konvensional masih sering mengandalkan alat peraga kampanye (APK) dengan jumlah yang banyak. Bugget APK ini termasuk lumayan tinggi.

Penggunaan APK dalam strategi konvensional memang masih punya efek yang cukup signifikan dalam upaya mendongkrak suara.

Meski demikian harus dimanfaatkan secara tepat. Penempatan harus di lokasi yang strategis. Jangan sampai anggaran tersebut kurang berfungsi karena salah pemihan lokasi.

Selain permasalahan lokasi, pemilihan jenis APK pun perlu difikirkan secara matang. Pilih jenis APK yang mengena, bisa gunakan  baliho, spanduk, kalender, stiker atau kaos.

Baca Juga: 6 CARA MENANG Pilkades dengan Strategi Elegan dan Hindari Konflik

Hal-hal yang membuat pembengkakan biaya sering terjadi ketika calon kades yang terlalu memaksakan kemenangan, hingga harus melakukan cara-cara kotor seperti pembelian kartu suara guna mengurangi jumlah pemilih lawan ataupun lainnya.

Di sinilah pangkal masalah yang bakal menjadi bumerang bagi masyarakat yang apabila terbawa dalam pusaran pemilihan demikian akan mendapati sosok pemimpin yang kurang amanah.

Seperti dikemukakan di awal nasib warga bakal tergadaikan, pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat akan sulit direalisasikan karena calon kades yang terpilih dengan cara-cara demikian tak sempat berfikir ke arah itu.

Mereka akan lebih disibukkan menutup hutang dari biaya yang telah mereka keluarkan. Lebih parahnya saat pengangkatan perangkat mereka tidak segan-segan memasang tarif sesuai jabatan yang dipilih. Kalau sudah demikian apa yang bakal masyarakat harapkan.

Berbagai upaya harus dikerahkan bagi calon kades bersama rim suksesnya yang berniat benar-benar ingin menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

Disamping harus punya kredibilitas dan nilai kompetensi juga harus cerdas membangun pola pikir sehat masyarakat.

Beberapa hal yang perlu dicoba adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Membentuk tim yang solid dan cerdas di wilayah ini.

Menggunakan media sosial sebagai senjata untuk meraih kemenangan sekaligus solusi alternatif menghemat berbagai anggaran yang digunakan sistem konvensional yang kurang efektif.

Baca Juga: INI 5 Bekal Penting Calon Kepala Desa untuk Menangkan Pilkades

Pada umumnya target sasaran dari penggunaan media sosial ini adalah kaum milenial atau para pemilih pemula. Jika  dioptimalkan maka ada kemungkinan akan  jadi basis kekuatan suara yang anda miliki.

Dengan media sosial ini, calon kades bisa membuat konten menarik berupa video atau ruang - ruang interaksi dengan para pemilih.

Dari beberapa pengalaman, sekarang ada banyak yang melakukan pola sistem pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini yang berhasil meraih kemenangan.

Pastinya dalam pengelolaan sistem pemenangan seperti ini dibutuhkan orang-orang yang kompeten dibidang ini dan punya dedikasi yang kuat.

Karena bukan tidak mungkin lawan juga akan menggunakan pola yang sama, dalam hal ini dipastikan bakal terjadi perang informasi.

Semua akan berupaya mempengaruhi masyarakat yang menjadi pengikut atau sekedar melihat untuk memilih calon kades yang diusung.

Hal yang menarik dari sistem pemenangan ini adalah penularannya organik yakni dari mulut kemulut penduduk desa setempat.

Baca Juga: BEGINI  STRATEGI MENANG Pilkades bagi Petahana yang Mau Mencalonkan Kembali

Konten apa yang diupload baik video, tulisan program atau visi misi serta foto - foto  dalam halaman, akan cepat ditonton, dibagikan bahkan dikomentari oleh masyarakat desa tersebut.

Meski demikian sistem ini juga tidak terlepas dari banyak kekurangan. Karenanya sistem ini tetap perlu dibarengi atau dikombinasi dengan sistem konvensional.

Tentu hal ini agar lebih memaksimalkan perolehan suara untuk memenangkan pemilihan. Demikian semoga bermanfaat. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x