أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ الله
“Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkan beliau.”
Baca Juga: MUDAH BANGET!! 4 Langkah Membikin Sambal Hijau Padang yang Nampol
Ada pula dalil Rasulullah yang lebih khusus lagi yakni malam-malam ganjil sebagaimana sabda beliau:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan)”. (HR. Al-Bukhari dari Aisyah radliyallahu ‘anha)
Sementara beberapa pendapat dari para ulama yang merujuk malam ke-21 berpotensi Lailatul Qadar di antaranya Imam Ibnu Hajar al-Atsqalani. Pendapatnya merangkum setidaknya 45 pendapat terkait malam Lailatul Qadar.
Baca Juga: BAGAIMANA HUKUM BAYAR ZAKAT FITRAH dalam Bentuk Uang? SIMAK DI SINI Jawaban Ulama
Sementara Imam Syafii secara spesifik berpendapat bahwa tanggal 21 dan 23 Ramadhan berpotensi sebagai malam Lailatul Qadar. Wallahu a’lam. ***