Misteri Jembatan Kali Sewo Perbatasan Indramayu-Subang Hingga Tradisi Tabur Koin

- 24 November 2022, 08:06 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pikiran Rakyat/Novianti Nurulliah

PORTAL MAJALENGKA - Misteri jembatan Kali Sewo perbatasan Indramayu-Subang.

Jembatan Kali Sewo adalah sebuah jembatan yang terbentang di atas Kali Sewo yang berlokasi di wilayah Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu dan Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang, sekaligus menjadi pembatas kedua kabupaten tersebut.

Jembatan Kali Sewo menjadi salah satu jembatan terpopuler yang berada di jalur pantai utara Jawa Barat.

Baca Juga: WAJIB DATANG KE SINI, Bila Kita Ingin Belajara Beladiri, 3 Daerah Gudangnya Para Jawara di Majalengka

Jembatan Sewo atau sesak sewo merupakaan jembatan layaknya jembatan pada umumnya. Namun demikian, jembatan kali Sewo menjadi sangat populer dan melegenda di jalur pantura Indramayu.

Di jembatan Kali Sewo setiap harinya selalu ramai berjejer di sepanjang jembatan tersebut untuk menyapu koin yang disawer atau ditabur oleh para pengendara yang melintasi jembatan tersebut.

Menurut keterangan warga setempat kegiatan tersebut sudah menjadi tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun lamanya.

Baca Juga: KECAP KHAS MAJALENGKA yang Sehat dan Gurih Bisa Awet hingga 2 Tahun, Ini Rahasianya

Ritual tabur koin di jembatan Kali Sewo diyakini oleh sebagian orang yang pada awalnya konon menjadi syarat jika hendak melintasi jembatan tersebut.

Berbagai kisah dan cerita pun tersebar luas tentang keberadaan Jembatan Kali Sewo dan tradisi tabur koin tersebut.

Salah satu dari kisahnya yaitu kisah legenda kakak-beradik yang bernama Saedah dan Saeni.

Diceritakan dahulu kala di sebuah desa yang diyakini berada di Indramayu hiduplah keluarga kecil yang dikepalai oleh Sarkawi.

Baca Juga: NU Care-LAZISNU Kabupaten Cirebon Himpun Relawan, Bantu Korban Gempa Bumi Cianjur

Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya yang bernama Saedah dan Saeni. Suatu ketika Sarkawi berniat untuk pergi haji.

Namun saat diperjalanan Sarkawi justru tergoda oleh penari Ronggeng yang bernama Maimunah yang pada akhirnya mereka menikah.

Sejak pergi meninggalkan rumah Sarkawi tidak pernah kembali, hingga membuat istrinya sakit dan meninggal dunia.

Setelah beberapa hari sejak istri pertamanya meninggal Sarkawi pulang dengan membawa serta Maimunah istri mudanya.

Baca Juga: LAGA SUPER PANAS Jerman vs Jepang, Gonda Jatuh Bangun Amankan Gawang

Meski terkejut saat mengetahui istri pertamanya meninggal, namun Sarkawi tetap memperkenalkan istri mudanya kepada kedua anaknya dan mereka pun hidup bersama.

Pada suatu hari Sarkawi dan Maimunah pergi beberapa hari untuk berladang. Sebelum pergi Maimunah berpesan kepada kedua anak tirinya agar tidak memasak beras simpanannya.

Namun, karena keduanya lapar akhirnya beras simpanan ibu tirinya pun dimasak dan habis. Ketika Maimunah pulang dan mendapati berasnya sudah habis Ia pun marah besar lalu mengusir Saedah dan Saeni tanpa sepengetahuan suaminya.

Kedua kakak-beradik itu kemudian pergi dan bermalam di hutan. Dalam ketakutannya tiba-tibaSaeni ini didatangi oleh seorang kakek-kakek misterius yang memberi petunjuk bahwa kelak Saeni akan dijadikan penari Ronggeng terkenal dan Saedah menjadi tukang kendangnya.

Baca Juga: Kerusakan Rumah Warga Cianjur Akibat Gempa Bakal Dapat Bantuan Pemerintah Mulai Rp10 Juta hingga Rp50 Juta

Namun sebelumnya mereka berdua harus mengadakan ritual perjanjian dengan siluman buaya putih. Singkat cerita, kemudian kakak-beradik itu berhasil dan sukses menjadi seorang penampil seni Ronggeng. Hidup mereka pun sangat berkecukupan.

Seiring berjalannya waktu mereka berdua lupa akan janji telah disepakatinya dengan siluman buaya putih. Kemudian sang kakek misterius itu datang kembali untuk menegur dan menagih janji mereka.

Karena sudah terlanjur melanggar dan ingkar janji kemudian mereka berdua mendapatkan hukuman dari Siluman Buaya Putih. Saeni berubah menjadi seekor buaya putih dan Saedah berubah wujud menjadi bunga cempaka putih.

Baca Juga: PILWU SERENTAK Segera Digelar di Majalengka, Tokoh Pemuda: 'Situasi Mulai Hangat'

Selain dari kisah legenda Saedah Saeni terdapat cerita lain mengenai misteri dari Kali Sewo. Menurut Babad Tanah Subang konon dahulu kala pada zaman kerajaan Mataram Islam, wilayah Subang dan Indramayu menjadi salah satu pos kekuatan para prajurit Mataram di wilayah barat.

Diceritakan ketika Sultan Mataram menyatakan perang terhadap VOC dan ia memerintahkan untuk menyerang VOC di Batavia. Ribuan prajurit dari Mataram dikerahkan untuk terjun ke medan perang.

Karena jarak yang begitu jauh dan perjalanan dari pusat Kerajaan Mataram menuju Batavia menghabiskan waktu yang cukup lama.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Mimpi Bertemu Nabi Daud AS

Akhirnya rombongan pasukan Mataram kelelahan dan kehabisan perbekalan hingga mereka memutuskan istirahat dan berkemah di wilayah pantai utara tepatnya di perbatasan Subang dan Indramayu.

Untuk bertahan hidup kemudian mereka mencari apapun yang bisa dijadikan bahan makanan.

Bahkan tak jarang mereka dibantu oleh masyarakat sekitar meski hanya sebatas air minum dan sebutir singkong. Ketika berada dalam keadaan yang cukup memprihatinkan, VOC pun mengetahui keberadaan mereka dan pertempuran pun terjadi.

Dalam kondisi fisik yang lemah akhirnya pasukan Mataram kalah dalam penyerangan melawan tentara VOC. Sebagian pemimpin pasukan Mataram memutuskan untuk kembali ke Mataram.

Baca Juga: Laga Grup E Piala Dunia 2022 Qatar: Skuad Muda Spanyol Bakal Jajal Kosta Rika dengan Skuad Lama

Namun sebagian besar pasukan yang mengalami kelelahan fisik pasca pertempuran.

Mereka tidak kuat melanjutkan perjalanan ke Mataram dan memutuskan untuk bermukim di wilayah tersebut dengan mengumpulkan semua senjata, pusaka, dan panji kebesaran Mataram untuk dikubur di sebuah tempat yang konon sekarang disebut-sebut sebagai desa Pusakaratu.

Dari pertempuran besar antara pasukan Mataram dan tentara VOC tersebut pum menelan banyak dari kubu Mataram yang berjatuhan di sekitar Kali Sewo.

Baca Juga: LANGKAH MUDAH Pengajuan Pinjaman untuk Beli Rumah ke BRI

Sehingga konon nama Kali Sewo sendiri diambil dari kisah ribuan pasukan Mataram yang bertempur dan hilang atau tewas di sekitar Kali Sewo.

Untuk mengingat kejadian tersebut, masyarakat di sekitar wilayah tersebut lalu menyebutnya menjadi Kali Sewu atau seribu.

Seiring berjalannya waktu nama kali tersebut berubah pelafalan menjadi Kali Sewo. Itulah kisah misteri Kali Sewo perbatasan Indramayu-Subang.*** 

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x