Kelima nafsu tersebut kemudian dilekatkan dengan simbol kedok atau topeng yang dikenakan. Dijelaskan masing-masing adalah sebagai berikut:
Kedok Panji melambangkan nafsu mulhimah yaitu nafsu yang keluar dari hati, nafsu paling bersih, paling suci baik jasmani maupun rohani.
Baca Juga: Ini yang Terjadi ketika Presiden Gus Dur Kena 'Semprot' Istri Kepala Protokoler Istana
Kedok Parmindo melambangkan nafsu mutmainah yaitu nafsu yang keluar dari mata.
Kedok Rumyang melambangkan nafsu sawwiyah yaitu nafsu yang keluar dari hidung.
Kedok Patih atau Tumenggung melambangkan nafsu lawwamah yaitu nafsu yang keluar dari mulut.
kedok Klana melambangkan nafsu amarah, nafsu yang keluar dari telinga, nafsu kemarahan yang sifatnya lebih mencintai dunia.
Baca Juga: Strategi Sunan Gunung Jati Sambut Tantangan Pangeran Welang Pemilik Pedang Curug Sewu
Dalam kesenian tari topeng juga digambarkan perwatakan manusia yang dibagi ke dalam empat tingkatan. Diantara keempat tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tingkatan pertama adalah ma’rifat digambarkan topeng Tumenggung. Apabila manusia sudah mencapai tingkatan tersebut berarti sudah tergolong insan kamil, walaupun mendapat cobaan ataupun anugerah ia akan tetap tawakal.
Tingkatan kedua adalah hakekat digambarkan dalam topeng Rumyang, manusia yang telah mencapai pada tingkatan tersebut berarti sudah faham pada hak sebagai manusia.