Ketika mengangkat putra-putrinya untuk memegang tampuk pemerintahan, Sunan Gunung Jati tidak mendasarkan pada urutan anak tertua.
Mengapa demikian? Sebab, beliau melihat kematangan yang dimiliki oleh putra-putrinya, terutama kematangan dalam segi ruhani.
Sebagai pemimpin sekaligus waliyullah, tentunya beliau telah memiliki ketajaman batin ketika menentukan kesiapan putra-putrinya untuk memegang tampuk kekuasaan.***