Dikisahkan bahwa Syarif Hud Umdatuddin selalu membawa putra-putranya ke Ka'bah saat usia mereka masih Balita.
Dan dari sinilah sang ayah mendapatkan petunjuk bahwa kedua putranya kelak akan menjadi penguasa dan disegani oleh masyarakat.
Namun sayang Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah harus menjadi anak yatim diusianya yang masih sangat kecil.
Masa kecil Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah dihiasi dengan kisah pilu dengan meninggalnya sang ayah Syarif Hud.
Wafatnya Syarif Hud Umdatuddin tentunya memerlukan pengganti untuk memimpin Bani Ismailiyah di Mesir, sedangkan Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah masih sangat kecil waktu itu.
Karena dua putra Syarif Hud yang masih anak-anak, akhirnya roda pemerintahan kota Ismailiyah dijalankan oleh Patih Ongka.
Baca Juga: Dahsyatnya Keramat Wali di Wajah Sunan Gunung Jati Seketika Mampu Taklukkan Raja Talaga dengan Damai
Dan setelah Sunan Gunung Jati dewasa, Ia tidak mau menerima untuk menjadi raja di Ismailiyah.
Sunan Gunung Jati lebih memilih menetap dan tinggal di Cirebon. Hal ini dipilih oleh Sunan Gunung Jati lantaran dirinya ingin menyebarkan ajaran agama Islam di tanah kelahiran ibundanya Nyimas Rara Santang.