Tajug dan (atau) Masjid Pendirian tempat ibadah, khususnya masjid, telah dilakukan sejak Islam masuk di Cirebon.
Untuk kepentingan ibadah dan pengajaran agama Islam, Pangeran Cakrabuana mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Sang Tajug Jalagrahan (jala artinya air; graha artinya rumah).
Baca Juga: Jokowi Resmikan Wajah Baru Sarinah, Ikon Penting Bangsa Indonesia
Masjid ini merupakan masjid pertama di tatar Sunda dan didirikan di pesisir laut Cirebon.
Sampai saat ini masjid tersebut masih terpelihara dan dikenal dengan nama dalam dialek Cirebon, masjid Pejalagrahan, bertempat di dalam Kraton Pakungwati, Kasepuhan. Masjid tersebut dibangun sekitar tahun 1454.
Selain itu, terdapat beberapa bangunan masjid yang dibangun pada masa Syarif Hidayatullah, yang sampai hari ini diakui keberadaannya, yakni masjid Merah Panjunan dan masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Menurut salah seorang takmir masjid, masjid Agung Sang Cipta Rasa, dibangun sesudah masjid Merah Panjunan, yaitu sekitar tahun 1480.
Baca Juga: Gunung Berapi Wilayah DI Yogyakarta Keluarkan 2 Kali Larva Pijar
Bangunan kedua masjid terbagi menjadi 2 (dua), yaitu bangunan dalam dan luar. Bagian dalam masjid digunakan hanya untuk waktu-waktu khusus, sedangkan bagian luar berfungsi untuk salat maktubah.
Khusus untuk Masjid Merah Panjunan, bagian dalam hanya digunakan untuk Salat hari raya (‘Ied).