Secara historis wilayah Sunda Kelapa merupakan hak dari kekuasaan wilayah Banten setelah runtuhnya tahta kerajaan Pajajaran.
Kesultanan Mataram yang kala itu diperintah oleh Amangkurat 1 dan Cirebon dipimpin oleh Panembahan Giri Laya yang merupakan menantu dari Amangkurat 1.
Cirebon yang merupakan kerajaan dan wilayah yang berdaulat namun dalam kenyataannya Cirebon tidak bisa lepas dari bayang-bayang Mataram.
Baca Juga: Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan Boleh atau Tidak? Ustadz Abdul Somad Menjawab
Dengan kata lain Cirebon tunduk patuh kepada Mataram, bisa jadi ini dikarenakan sang raja Cirebon merupakan menantu dari Sultan Mataram.
Mungkin ini salah satu siasat politik atas nama kerjasama yang dibangun oleh Mataram dan Cirebon.
Di sisi lain Banten yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Abdul Mufakir sudah mulai curiga atas ambisi dari Mataram yang ingin menaklukan Banten.
Melihat kekuasaan di Jawa yang semakin kuat dan mulai meluas ke wilayah barat yang tidak mungkin akan sangat membahayakan Kerajaan Banten.
Baca Juga: Ceramah Singkat Kultum Ramadhan 1443 H atau 2022 M: Memilih Kalimat Terbaik Sebelum Diucapkan
Sultan Abdul mufakir segera memperkuat pasukan perang dan armada laut untuk menjaga wilayah Banten dari serangan serangan pasukan Mataram.