Ki Bagus Arsitem, Senopati Ki Bagus Rangin dalam Perang Melawan Pangeran Kornel

27 Agustus 2020, 08:00 WIB
Makam Ki Bagus Arsitem /Istimewa/

PORTAL MAJALENGKA - Dalam Buku Sunan Gunung Jati ada amanat "Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin" (Aku Titip Surau dan Fakir Miskin) Petuah, Pengaruh dan Jejak-jejak Sang wali di Tanah Jawa Karangan Prop. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum.

Beliau menjelaskan dalam catatan kakinya "Kemungkinan pada awal tahun 1800 M. pada waktu di Cirebon meletus pemberontakan menentang penjajah Belanda yang dipimpin oleh Pangeran raja Kanoman dari Keraton Kanoman, yang di bantu oleh panglima-panglimanya, diantaranya adalah Ki Arsitem, Ki Bagus Serit, dan Ki Bagus Rangin,"( Hal 33; 2012).

Diceritakan pada masa itu wilayah Bantarjati yang dipimpin oleh Ki Bagus Rangin sedang dalam rongrongan Kerajaan Sumedang.

Baca Juga: Ratusan Pamilon  Tandang  Pameran Bonsai di Kabupaten Majalengka

Dalem Sumedang yang dipimpin oleh Pangeran Surya Dilaga alias Pangeran Cornel (Bupati Sumedang) menantang Ki Bagus Rangin sebagai pemegang wilayah Kepatihan Bantarjati dengan membawa pasukan dan mendirikan perkemahan di daerah Kosambian.

Dibantu oleh Senopati Sumber yakni Ki Buyut Arsitem (Pangeran Sukmajayadiningrat) dan Buyut Yasa serta beberapa senopati yang dari wilayah lain termasuk juga Rd Anggana Suta dari Tegal Jambu berusaha menandingi perlawanan dari Dalem Sumedang.

Perang yang terjadi di daerah Monjot konon berlangsung kurang lebih 6 bulan.

Baca Juga: Dari Nama Babakan Sinom Menjadi Desa Babakan Anyar

Perang yang berlangsung lumayan lukup lama tersebut akhirnya dimenangkan oleh Bantarjati.

Pangeran Cornel menyerah dan melepaskan wilayah Bantarjati termasuk Wanayasa yang dikuasai Kerajaan Sumedang sebelumnya.

Ki Bagus Rangin dan beberapa senopati yang masih hidup mengungkapkan rasa terima kasih dengan tetap menganggap keluarga kepada Rd Anggana Suta yang sejak saat itu akhirnya memegang wilayah Wanayasa.

Baca Juga: Pengamat Soroti Buruknya Kaderisasi di Tubuh Partai Politik

Dikembangkan dari Sejarah Desa Jatiwangi

KI Bagus Arimba / KI Bagus Arsitem dilahirkan di kecamatan Ligung kabupaten Majalengka sekitar abad ke-17 putra dari KI Bagus demang Secayuda yang merupakan pejuang anti penjajah Belanda (VOC pada zaman itu).

Ketika istri KI Demang secayuda mengandung, beliau berpesan apabila nanti lahir laki-laki maka di beri nama KI Bagus Arimba dan jika lahir anak perempuan maka namanya diserahkan pada isteri beliau.

Kemudian KI Demang secayuda meneruskan perjuangannya melawan penjajah di tanh air indonesia tercinta sampai-sampai kuburan beliaupun tidak ditemukan.

Baca Juga: Wilayah Pangadonan Menjadi Cikal Bakal Desa Pagandon Kadipaten

Sesudah menginjak dewasa KI Bagus Arimba meneruskan perjuangan ramanya (bapaknya) yakni mengajarkan ilmu agama dan tata ilmu kejawen (pertanian dan perdagangan) dan menentang anti penjajah yang pada waktu itu penjajah VOC Belanda.

Beliau mendirikan pesanggrahan (pesantren) di desa subur Djati /Sumber Jati (yang sekarang dimekarkan menjadi dua desa yaitu desa sumber Wetan dan Sumber kulon ) dengan mengajarkan ilmu agama Islam dan tentang ilmu kejawen.

Sampai sekarang beliau meninggalkan kitab Mujarobat yang isinya adalah mengajarkan ilmu agana islam dengan ilmu daligama (kejawen) yang tujuannya adalah mencari keberkahan dan ridla dari Allah SWT.

Baca Juga: PMI Majalengka Kewalahan Penuhi Permintaan Darah untuk Dua RSUD

Mengenai guna tani dan dagang. Dan di dalam kitab itu pula di ramu tentang obat-obatan kejawen dan di do’a –do’a untuk keselamatan di dunia dan akherat.

Dalam memperjuangkan agama Islam dan menentang kaum penjajah beliau senantiasa sabar dalam menghadapi cobaan da rintangan.

Sehingga banyak murid-murid beliau berdatangan dari berbagai pelosok tanah jawa (kabupaten Indramayu, kabupaten kerawang, Kabupaten subang bahkan ada yang datang dari kabupaten sumedang ) untuk menimba ilmu agma dna ilmu daligama tersebut.

Baca Juga: Angka Perceraian ditengah Covid-19 Tembus 3500 Perkara.

Pada waktu kesultanan Cirebon sulit mengusir penjajah Belanda, maka KI Bagus Arimba bersama dengan Sultan Cirebon mengusir penjajah dan berhasil, maka Sultan Cirebon memberikan gelar kepada KI Bagus Arimba dengan gelar pangeran Sukmadjayadiningrat.

Nama tersebut artinya orang yang paling berani, sabar ,ulet , tekun , tabah dan taat baik menghadapi rintangan (Penjajah Voc Belanda) maupun dalam mengembangkan ajaran agama Islam.

Pada abad ke-17 (sekitar tahun 1678) isteri KI Bagus arimba melahirkan anak pertama yang bernama Arsitem (Arsikum).

Baca Juga: Turis Tidak Datang Gratis

Kemudian beliau meneruskan perjuangan melawan penjajah (VOC Belanda), serta mengembangkan ajaran agama Islam sampai sekarang maka di Desa Sumber itu dikenalah Makam Keramat KI Bagus Arsitem (Arsikum), padahal yang sebenarnya adalah Makam Kramat Waliyullah KI Bagus arimba (Arsikum) / KI. Kibagus Arsitem Pangeran Sukmadjayadiningrat.(Dadi Karnadi)

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler