Berlian dan Asal-usul Desa Babajurang Jatitujuh

- 25 Agustus 2020, 10:41 WIB
sejarah kemerdekaan./*net
sejarah kemerdekaan./*net /
 
PORTAL MAJALENGKA - Pada waktu itu negara Indonesia ini masih dalam bentuk kerajaan.
 
Disamping kerajaan besar yang berada di Indonesia ada dua buah kerajaan kecil yaitu kerajaan singakarta dan nagakarta.
 
Kedua kerajaan itu saling bermusuhan. Kerajaan Nagakarta adalah sebuah kerajaan yang paling tentram karena pemimpinnya adalah Raja Darta.
 
 
Raja darta adalah seorang raja ynag paling arif bijaksana.

Raja Darta adalah seorang pemimpin yang jujur dan adil kepada masyarakatnya. Sedangkan Raja Purwa ialah seorang Raja dari Kerajaan Singakarta ialah raja yang sombong dan raja yang selalu ingin berkuasa di kawasan mana saja.
 
Yang paling penting kerajaan tersebut menginginkan kekuasaan yang diduduki oleh raja Darta.
 
Kerjaan Nagakarta memeliki sebuah batu berlian yang sangat bersar yang dapat memerintah dimana saja. Oleh karena itu kerajaan Singakarta menginginkan batu berlian tersebut untuk berkuasa.
 
Pasukan Singakarta pun menyerang Kerajan Nagakarta sehingga terjadi sebuah pertempuran antara kerajaan nagakarta dan kerajaan singakarta.
 
 
Ditengah pertempuran Raja Nagakarta berbisik pada kedua orang prajuritnya untuk memebawa kabur batu berlian itu sejauh mungkin.
 
Karena Raja Darta tidak mau batu berlian itu sampai jatuh ketangan Raja Purwa. Kedua orang suruhan Raja Darta membawa pergi batu berlian tersebut.
 
Pertempuran akahirnya selesai kerajaan Nagakarta mengalami kekalahan karena pasukan Kerajaan Singakarta sangat banyak sehingga peretmpuran tersebut dimenangkan oleh Kerajaan Sinagakarta.
 
Setelah pertempuran reda pasukan singakarta mulai masuk kedalam istana dan mulai memerikasa dan mencari batu berlian tersebut, ternyata batu berlian tersebut tidak ada di Istana.
 
 
Mendengar bahwa batu berlian tersebut sidah tidak ditemukan di istana Raja Purwa marah karena tidak dapat membawa batu berlian itu ke wilayah Kerajaan Singakarta.
 
Kerajaan Nagakarta di hancurkan. Setelah dihancurkan Raja Purwa memerintahkan pasukannya utuk mencari utusan yang memebawa batu berlian tersebut.
 
Setelah pencarina tersebut pasukan Singakarta Tidak dapat menemukan utusan yang memebawa batu berlian tersebut. Pasukan tersebut kehilangan jejak.
 
Setelah berlari terlalu jauh utusan tersebut berhenti sejenak untuk melepaskan lelah.
 
Tak terasa kedua utusan tersebut beristirahat di sebuah hutan dan dipinggirnya terdapat sebuah tebing (jurang) yang sangat curam.
 
 
Setelah beberapa hari mereka berada didalam hutan, mereka berpikir untuk apa kita hidup kalau selalu dikejar-kejar oleh pasukan dari Krajaan Singakarta.
 
Satu dari utusan tersebut berbicara “bagaimana kalau kita terjun saja kejurang ini?” tapi kalau terjun kebawah jurang bagaimana dengan amanat dari Raja Darta mengutus kita untuk menjaga batu berlian ini.
 
kedua utusan tersebut berpikir sejenak.
 
Akhirnya satu dari utusan tersebut berbicara “bagaimana jika batu berlian ini kita bagikan kepada orang – orang yang kurang mampu”.
 
Utusan yang satunya menjwab “bagaimana dengan amanat yang diberikan kapada kita.”
 
 
Begini saja kakang kita tulis saja amanat didalam kotak berlian ini.bagai mana kakang setuju tidak?”.
 
Setelah batu berlian tersebut di masukan kedalam kotak yang sudah terdapat pesan maka mereka terjun kejurang tersebut pikirnya mereka dari pada tertangkap dan dibunuh oleh pasukan dari Kerajaan Singakarta lebih baik mereka mati dari pada mereka harus mati.
 
Akhirnya kedua utusan tersebut terjun kedalam jurang. Setelah utusan tersebut terjun kedalam jurang ada dua orang anak yang sedang mengembala kambing dan kedua anak tersebut sambil membawa seekor anjing.
 
 
Seekor anjing menggonggong seakan ingin memeberitahukan bahwa ada mayat yang terjatuh dari jurang tersebut.
 
Kedua anak tersebut langsung menghampiri suara gonggongan anjing tersebut.
 
Ternyata ada dua buah mayat yang terdampar dengan sebuah kotak yang sangat besar.
 
Anak tersebut langsung lari untuk memberi tahu orang tuanya, bahwa mereka menemukan dua orang mereka bahwa ada babah di jurang maksud anak tersebut adalah mayat yang terdampar di jurang.
 
Orang tua anak tersebut langsung pergi menuju jurang.
 
 
Setibanya mereka disana orang tua dan kedua anak tersebut langsung memekamkan kedua mayat tersebut tepat dimana merekan menemukan mayat tersebut.
 
Setelah mereka memakamkan mayat tersebut mereka langsung membuka kotak yang isinya belum merekan ketahui.
 
Setelah orang tua tersebut membuka kotak tersebut mereka kaget ternya ta sebuah batu berlian yang sangat bersar dan selembar surat yang berisi sebuah pesan yang isinya “ pergunakanlah batu berlian ini sebaik mungkin”.

Setelah beberapa tahun kemudian terdapat kawasan yang cukup luas dan sangat strategis untuk dijadikan sebuah pedesaan.
 
Akhirnya kawasan tersebut dibuat sebuah Desa yang makmur dan sederhana walaupun penduduk desa tersebut sedikit tetapi mereka tidak kekurangan untuk menghidupi kehidupan.
 
Desa tersebut di beri nama Desa Babajurang.(phokam)

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x