Desa Jatitengah dan Robohnya Tujuh Pohon Jati

- 25 Agustus 2020, 06:43 WIB
Alun-alun kecamatan Jatitujuh
Alun-alun kecamatan Jatitujuh /Shellina/

PORTAL MAJALENGKA - Sekitar tahun 1761-an disebuah kampung, hiduplah seorang lelaki yang sangat rajin dan gigih membuka dan membabat hutan jati yang sangat lebat.

Sehingga terbentuklah suatu pendukuhan (kampung) yang dikenal dengan pendukuhan "karang tengah", beliau dikenal dengan Nama "Ki Buyut Teteg" (R.Cakraningrat).

Dari hari kehari beliau amat giat membuka dan membabat hutan jati, dengan peluasan wilayah ke arah utara untuk keperluan membuat ladang dan bercocok tanam untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarga dan para pengikutnya.

Baca Juga: Pelarian Patih Yudipati, dan Asal Mula Desa Balida Kecamatan Dawuan

Sekitar tahun 1800-an, di sebelah barat pendukuhan Karang tengah berdiri sebuah pondok pesantren yang cukup besar dan para santrinya yang terbilang lumayan banyak.

Pondok pesantren tersebut dipimpin oleh seorang tokoh ulama yang masih tergolong muda yang dikenal dengan sebutan "Ki Bagus Rangin".

Dalam menyebarkan siar agama Islam beliau dibantu oleh saudara buyut Merat, buyut Deisa, buyut Jaya Kusuma, buyut Sena, buyut Jago, buyut Teteg, buyut Hujung, buyut Jasu dan Buyut bongkok.

Ki buyut Teteg (R. Cakraningrat) asli dari pendukuhan Karang Tengah.

Oleh Ki Bagus Rangin diberi kepercayaan sebagai jajaran Pini sepuh sekaligus sebagai penasehat dan panglima perang untuk mempertahankan wilayah dari serangan musuh yang datangnya dari utara.

Salain mengajarkan syariat Islam, pesantren tersebut juga mengajarkan ilmu kanuragan (bela diri) dan cara berperang.

Baca Juga: Laesan Pura, dan Asal Usul Nama Desa Pilangsari Jatitujuh

Ki Bagus Rangin amat prihatin dan kecewa menyaksikan kesewenang-wenagan kaum penjajah yang menindas nasib rakyat.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x