PORTAL MAJALENGKA - Ismail bin Al-Afdal Ali bin Al-Muzaffar Mahmud bin Al-Mansur Muhammad bin Taqi Ad-Din Umar bin Syahansyah bin Ayyub Al-Malik Al-Muayyad Imaduddin Abu Al-Fida’, Lahir di Damaskus pada Jumadil Awwal 672 H/November 1273 M.
Abu Fida’ merupakan cucu keluarga Ayyub, ayah Saladin (Sultan Salahuddin Al-Ayyubi). Dia seorang ahli sejarah dan geografi dan dikenal sebagai Pangeran Suriah putra Malikul Afdal, saudara dari Pangeran Hammah.
Di usia 12 tahun, tahun 684 H/1285 M. Abu Fida’ ikut bergabung dalam rombongan ayah dan saudara sepupunya al-Muzaffar Mahmud II, Pangeran Hammah dalam penyerbuan benteng St. John, serta juga ikut andil dalam kampanye perlawanan terhadap pengerbu-penyerbu pada Perang Salib di Tripolo, Arce dan Ar-Rum.
Baca Juga: Mengenal Sosok Al Idrisi, Ilmuan Geografi Termasyhur Abad Pertengahan
Lima tahun kemudian, saat usianya 17 tahun, dia ikut bertempur melawan tentara-tentara salib yang menguasai Trablis. Dua tahun kemudian, di usianya yang ke 19 tahun ikut bertempur dalam pertempuran di wilayah Akka.
Di tahun berikutnya dia turut membersihkan lingkungan yang dikuasai tentara salib di berbagai tempat. Maka pada tahun 710 H, dia sudah menjadi putra mahkota yang membawahi daerah Hammah dan sekitarnya, kemudian di tahun 712 H ia menjadi raja dengan gelar Al-Malikul Muayyad (Raja yang dikukuhkan).
Ketika dia memasuki usia senja, atas dukungan gubernur Damaskus Tankis, sang putra, Alfadh Muhammad diangkat menjadi penggantinya.
Karya-karya Abu Fida’ yang menyangkut keagamaan dan subyek-subyek kepustakaan yang banyak, hampir semuanya telah hilang. Tapi ada dua buah karya besarnya yang berhasil mengangkat reputasinya.
Baca Juga: Mengenal Ilmuan Ibnu Majid, Sosok Geografer dan Navigator Terbesar yang Dimiliki Islam