Inflasi Oktober 2020 Salah Satunya Gara-gara Cabai

- 3 November 2020, 11:30 WIB
HARGA cabai merah di pasaran melonjak hingga menjadi salah satu penyebab inflasi
HARGA cabai merah di pasaran melonjak hingga menjadi salah satu penyebab inflasi /Kabar Priangan//

PORTAL MAJALENGKA – Meski ekonomi Indonesia dinyatakan membaik, namun laju inflasi masih terjadi khususnya di bulan Oktober.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga cabai merah menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi pada Oktober 2020 sebesar 0,07 persen.

Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin 2 November 2020 mengatakan, kenaikan harga cabai merah yang menyumbang andil inflasi 0,09 persen itu dipengaruhi tingginya curah hujan di berbagai daerah.

Baca Juga: KABAR Gembira, Kemensos Lanjutkan BST Tahun 2021

“Curah hujan yang tinggi berdampak pada pasokan cabai merah,” katanya.

Dia mengatakan kenaikan harga cabai merah terjadi di 82 kota dengan kenaikan tertinggi di Bulukumba hingga 85 persen serta Padangsidimpuan dan Tegal hingga 76 persen.

Selain cabai merah, inflasi juga dipengaruhi kenaikan harga bawang merah sebesar 0,02 persen yang terjadi di 72 kota, salah satunya di Lhokseumawe hingga 33 persen.

Penyebab inflasi lainnya dalam periode ini adalah kenaikan harga minyak goreng serta nasi dengan lauk seiring dengan tingginya permintaan dari masyarakat.

Baca Juga: AWAS Penipuan, Pegadaian Tegaskan tidak Pernah Jual Emas Secara Daring

Meski demikian, kata dia, terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, tomat, apel, pepaya, tarif listrik, tarif angkutan udara dan emas perhiasan.

“Turunnya harga ikut memberikan andil deflasi seperti telur ayam ras dan tarif angkutan udara masing-masing 0,02 persen, serta daging ayam ras, buah-buahan dan tarif listrik 0,01 persen,” katanya.

Dari 90 kota IHK, Suhariyanto menambahkan sebanyak 66 kota menyumbang inflasi dan hanya sebanyak 24 kota yang mengalami deflasi pada Oktober 2020.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkapkan Salah Satu Alasan Kenapa di Jawa Barat UMP Tidak Naik

Inflasi tinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dan inflasi rendah terjadi di Jakarta, Cirebon, Bekasi dan Jember masing-masing 0,01 persen.

Sementara itu deflasi tinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dan deflasi rendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen.

“Manokwari mengalami deflasi tinggi karena turunnya tarif angkutan udara hingga menyumbang andil 0,08 persen,” kata Suhariyanto.

Baca Juga: Buruh Minta Upah Naik 8, 51 Persen, Pemkab Majalengka Belum Hitung Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

Dengan terjadinya inflasi, setelah sebelumnya deflasi selama tiga bulan berturut-turut, maka inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2020 mencapai 0,95 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,44 persen. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x