Riset ITB: Waspada Tsunami Setinggi 20 Meter di Pantai Selatan Jawa Barat

- 20 September 2020, 16:03 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (Antaranews.com)
Ilustrasi gempa bumi. (Antaranews.com) /Antaranews.com

PORTAL MAJALENGKA - Baru-baru ini terdapat peringatan dari sejumlah ahli mengenai adanya kemungkinan tsunami di sepanjang Pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur.

Seperti diberitakan Pikiranrakyat-Depok.com sebelumnya, data tersebut didukung pula oleh riset dari Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro.

Tinggi tsunami pun diperkirakan oleh risetnya akan mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: 5 Cara Jitu Belanja Aman di Pasar Swalayan Saat PSBB

Berdasarkan hasil riset, terdapat wilayah minim gempa yang disebut pula sebagai seismic gap.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Earthquake, seismic gap atau celah seismik adalah bagian dari sesar yang menghasilkan gempa bumi di masa lalu.

Seiring berjalannya waktu daerah tersebut menjadi 'tenang' sehingga disebut sebagai wilayah minim gempa.

Baca Juga: Kasus Covid Masih Tinggi, Pemkab Majalengka Diminta Transparan Soal Anggaran

Untuk beberapa celah seismic, tidak ada gempa bumi yang teramati secara historis oleh para ahli.

Tapi sejumlah pihak merasa yakin bahwa segmen sesar mampu menghasilkan gempa bumi atas dasar lain.

Seperti informasi gerakan lempeng atau pengukuran renggangan yang pada akhirnya menghasilkan gempa bumi.

Baca Juga: Ma'arif NU Ajak Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Masa Pandemi

Terkait dengan hasil riset Sri Widiyantoro, timnya menggunakan data GPS yang berasal dari 37 stasiun di Jawa Timur dan Jawa Tengah selama enam tahun terakhir.

Kesimpulannya menyebutkan bahwa area seismic gap tersebut mampu menjadi sumber gempa bumi di masa mendatang jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip).

Adapula teori seismic gap yang memprediksi bahwa ukuran relatif dan frekuensi gempa bumi di suatu daerah tergantung pada ukuran dan frekuensi gempa bumi di daerah lain.

Baca Juga: Pemdes Sumber Kulon Jatitujuh Terus Lakukan Sosialisasi Protokol Kesehatan

Misalnya, jika daerah yang mengalami banyak gempa kecil kemungkinan tinggi tak akan mengalami gempa besar.

Sementara wilayah yang tak pernah mengalami gempa bumi dalam jangka waktu lama, diprediksi akan mengalami gempa lebih besar.

Berdasarkan definisi dari laman Dictionary, seismic gap pun dapat disebut sebagai bagian dari sesar aktif yang mengalami sedikit atau tidak ada aktivitas seismik untuk waktu lama.

Baca Juga: Curhat ke DPRD Majalengka, Ini Keluhan Masyarakat Jatitujuh

Menurut Sri Widiyantoro, kemungkinan besar tsunami sangat besar terjadi dengan ketinggian maksimum 20.2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11.7 meter di Jawa Timur.

Ia pun menambahkan bahwa hasil riset yang dilakukan oleh timnya diharapkan dapat membuat pihak-pihak tertentu menambah instrumen sistem peringatan dini tsunami yang relatif masih jarang untuk area di selatan Pulau Jawa.

Tujuannya, yakni untuk melindungi penduduk di wilayah pesisir agar selamt dari bencana tsunami.

Artikel ini pernah terbit sebelumnya di PikiranRakyat.com dengan judul Ramai Riset ITB Sebut Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Pantai Jabar dan Jatim, Apa Itu Seismic Gap?***(Farida Al Qodariah/Pikiran Rakyat)

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah