Jejak Pasukan Siliwangi Selama di Yogyakarta Usai Perjanjian Renville, Tumpas PKI Madiun

- 20 September 2022, 22:00 WIB
Ilustrasi pasukan Siliwangi pada peristiwa penumpasan PKI Madiun.
Ilustrasi pasukan Siliwangi pada peristiwa penumpasan PKI Madiun. /Yuyun Datalamon/

Pengabdian tulus dengan tanpa memperdebatkan untung dan rugi mereka tunjukan sebagai bukti kesetiaan mereka kepada NKRI.

Dalam perpindahan tersebut mereka pun harus dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang baru, mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan budaya yang mereka tempati.

Harus belajar kembali membangun pengertian dan komunikasi untuk mendukung tugas-tugas yang akan dijalankan .

Tidak lama setelah pasukan Divisi Siliwangi tiba dan baru menempati posisinya  di Yogyakarta dan sekitarnya, pasukan Siliwangi sudah harus siap untuk dilibatkan dalam pemberantasan pemberontak PKI Madiun. Meski secara fisik maupun psikologis mereka yang masih dalam kondisi serba keterbatasan.

Di sisi lain karuan ada saja yang ingin mengambil kesempatan ditengah negeri yang sedang tak untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. 

Baca Juga: Kisah Tragis Mantan Gubernur Jawa Timur Pertama yang Menjadi Korban PKI pada 10 November 1948

Adalah Kolonel Soemarsono yang memproklamirkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia”, Pada tanggal 18 September 1948. 

Dalam tugas penumpasan PKI Madiun ini, Pasukan Divisi Siliwangi ditempatkan untuk menyerang dari arah barat sementara dari arah timur ada dukungan pasukan Brigade 29 yang dipimpin Kolonel Sungkono.

Tepat 30 September 1948, Pasukan Divisi Siliwangi dari Batalyon Kian Santang Siliwangi, berhasil menguasai kota Madiun yang saat itu menjadi markas PKI yang dipimpin oleh Muso.

Penumpasan PKI kemudian terus dilanjutkan sampai pada tanggal 13 Oktober 1948 benteng terakhir PKI di Blora berhasil direbut dan dikuasai TNI.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x