Network
PORTAL MAJALENGKA - Satu pertanyaan betulkah Soekarno seorang wali, yang telah lantang dengan suaranya yang menggelegar kumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Satu jawaban yang pasti, Soekarno adalah wali yang mewakili rakyat Indonesia, menyatakan kemerdekaan Republik Indonesia.
Wali yang dengan lantang bacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, ditengah ancaman para penjajah Jepang.
Baca Juga: TERBUKTI! Santri Ini Uji Keramat Wali Allah Kiai Abdul Hamid Pasuruan
Tubuh Soekarno menggigil begitu hebat sesaat sebelum membacakan teks Proklamasi Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945.
Momen yang sangat bersejarah bagi Negara Republik Indonesia yang terjadi di Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta.
Momen yang sangat bersejarah ini ternyata penuh dengan perjuangan yang luar biasa dari seorang Soekarno.
Baca Juga: Kisah Wali Allah Kiai Abdul Hamid Pasuruan yang Mampu Mengubah Daun Menjadi Uang Kertas
Siapa sangka jika Soekarno sempat terserang demam yang membuat tubuhnya menggigil hebat sesaat sebelum membacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Belum lagi kekhawatiran akan adanya serbuan dari tentara Jepang yang membuat siapapun merasa was-was.
Soekarno sempat mengeluh saat detik-detik pembacaan teks proklamasi, mendekati waktunya.
"aku sangat sakit" keluh Soekarno kepada Fatmawati istrinya.
Baca Juga: Berikut Langkah-Langkah Membeli Minyak Goreng Murah Menggunakan PeduliLindungi/KTP
Pada suatu pagi 17 Agustus 1945 di kediaman mereka, Soekarno ternyata tengah demam, akibat malaria dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius.
Tidak heran jika dirinya menggigil hebat dari ujung kepala hingga kaki, wajar saja jika Soekarno merasa demam pada pagi hari itu.
Pasalnya menjelang 17 Agustus 1945 dirinya bersama bung Hatta dan para pemuda sempat begadang selama 2 hari tanpa tidur.
Pada saat itu keduanya diculik dan dibawa ke Rengasdengklok dan merumuskan teks proklamasi, secara maraton mengingat akan ada peristiwa penting keesokan harinya.
Baca Juga: Tukang Becak Masih Tak Percaya Saksikan Langsung Karomah Wali Jadzab Habib Bakar
Siaran pembacaan teks proklamasi juga tak lepas dari keberadaan mikrofon legendaris yang dipinjam dari sosok Gunawan.
Microphone tersebut dirakit dengan dua buah magnet dinamo sepeda dan band nya dari grenjeng atau kertas perak pembungkus rokok.
Kekhawatiran akan gangguan dari pihak Jepang, memang sempat membayangi mereka yang terlibat proses pembacaan teks proklamasi
Hal inilah yang dirasa oleh pemuda bernama Suhut Sastro Kusumo, dirinya sadar bahwa masih ada personil angkatan darat Jepang yang berpatroli di jalan Pegangsaan timur nomor 56, Jakarta.
Baca Juga: Keramat Wali Allah Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Ke Baghdad Tiap Tahun, Padahal Raganya di Rumah
Beruntung Latif Hendra Ningrat anggota PETA menyiagakan pasukannya jika ada apa-apa.
Acara pembacaan teks proklamasi pun berjalan dengan lancar, Soekarno dan Hatta telah menunaikan tugasnya.
Namun demikian ada beberapa kisah unik seputar peristiwa bersejarah tersebut, mulai dari menyembunyikan rol film berisi momen pembacaan proklamasi yang ditanam di bawah pohon.
Baca Juga: Wali Mbah Hafid Nogosari Peluk Erat Sang Adik Sambil Menangis, Tahu akan Wafat saat Haji di Mekkah
Persiapan pengibaran bendera merah putih dengan tiang bambu yang serba darurat hingga bendera yang dijahit tangan oleh Fatmawati istri Soekarno.
Meski dalam kondisi demam Soekarno tetap bersiap diri untuk peristiwa bersejarah tersebut. Mereka yang telah hadir di Pegangsaan.
Semua merasa berdebar dan tegang dan semua sudah ditakdirkan bahwa republik baru akan lahir pada hari itu.
Baca Juga: Panglima Perang Kejam Gigit Jari di Hadapan Wali Sakti Imam Hasan Al Bashri
Dengan perlahan Soekarno melangkah ke mikrofon pinjaman, lalu berkumandang lah suara Soekarno bacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.***
