Masyarakat Harus Belajar dari Pengalaman pada Lonjakan Kasus Pertama

- 18 Juli 2021, 07:00 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito./
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito./ //@wikuadisasmito/Instagram

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah tengah berupaya semaksimal mungkin menangani kenaikan kasus yang begitu tinggi beberapa pekan terakhir, serta mencegah agar tidak terjadi kenaikan yang semakin tinggi di kemudian hari.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyebutkan, penting untuk belajar dari pengalaman penanganan kasus pada lonjakan kasus pertama serta situasi pada saat itu, untuk dapat mengidentifikasi apa yang bisa dipersiapkan dan diperbaiki agar lonjakan kasus kedua ini dapat segera berakhir.

Pada lonjakan kasus pertama, butuh 13 minggu untuk dapat mencapai puncak kasus sebelum akhirnya kasus perlahan menunjukkan penurunan.

Baca Juga: Mahfud MD Ikut Nonton Sinetron Ikatan Cinta, Komentari Kasus Hukum yang Jerat Mama Sarah

Sebelum mengalami kenaikan, kebijakan yang diterapkan adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Ketat DKI Jakarta selama 4 minggu, namun lalu dilonggarkan menjadi PSBB Transisi selama 13 minggu.

Selama periode itu, kasus meningkat cukup tajam karena bertepatan dengan libur panjang natal dan tahun baru 2021.

Intervensi kebijakan yang lebih ketat lagi, yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali diambil setelah kenaikan kasus sudah berlangsung selama 10 minggu.

Baca Juga: Pakar Sebut Air Kelapa Bukan Obat COVID-19 tapi Miliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan

Dampak dari intervensi kebijakan ini terlihat selang 3 minggu, dimana akhirnya kasus dapat turun dan penurunannya bertahan hingga 15 minggu.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah