Waspada, 10 Provinsi Ini Alami Tren Peningkatan Kasus COVID-19

- 4 Mei 2021, 16:31 WIB
Foto Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi/laman fakultas kedokteran Universitas Indonesia
Foto Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi/laman fakultas kedokteran Universitas Indonesia /Aini/fk.ui.ac.id


PORTAL MAJALENGKA - Sepuluh provinsi di Indonesia mengalami tren kenaikan kasus aktif COVID-19 dalam empat pekan terakhir.

Tren kenaikan kasus tersebut diukur berdasarkan sumber data Kemenkes selama kurun 11 hingga 30 April 2021.

Tujuh provinsi dengan kenaikan kasus signifikan di antaranya Bengkulu mengalami tren kenaikan kasus 94,9 persen dengan jumlah kasus harian terakhir mencapai 762 kasus.

Baca Juga: Dikabarkan Tak Lolos Tes Wawasan Kebangasaan, Novel Baswedan Ungkap Adanya Upaya Menyingkirkan

Kalimantan Barat mengalami kenaikan kasus aktif 59,9 persen dengan jumlah kasus harian mencapai 934 kasus.

Kepulauan Bangka Belitung 99,5 persen dengan jumlah kasus harian mencapai 1.630 kasus.

Kepulauan Riau mengalami kenaikan kasus aktif 183,9 persen dengan kasus harian 1.269 kasus.

Baca Juga: Bill dan Melinda Gates Bercerai: Kami Tak Lagi Yakin Bisa Tumbuh Bersama

Lampung mengalami kenaikan kasus aktif 100,8 persen dengan kasus harian terakhir mencapai 1.265 kasus.

Provinsi Sumatera Barat meningkat kasus aktif 62,9 persen dengan jumlah kasus harian mencapai 2.461 kasus.

Riau dilaporkan mengalami kenaikan kasus aktif 131,7 persen dengan jumlah 4.864 kasus harian.

Baca Juga: Indikasi Lonjakan Kasus COVID-19, Kemenkes Imbau Masyarakat Perketat Protokol Kesehatan

Adapun tiga provinsi dengan kriteria peningkatan kasus aktif yang berkategori cukup signifikan adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 13,1 persen dengan jumlah kasus harian sebanyak 2.160 kasus.

Jambi sebesar 14,7 persen dari kasus harian terakhir sebanyak 1.384 kasus dan Jawa Barat 17,1 persen dari kasus harian mencapai 30.454 kasus.

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengemukakan, peningkatan kasus ini harus menjadi kewaspadaan bersama.

"Apakah memang sudah ada pergerakan atau mobilitas yang tinggi bahkan sebelum Ramadhan. Bahkan di pekan ini adanya kerumunan kemarin di tempat-tempat perbelanjaan," katanya dilansir dari ANTARA.

Meski pemerintah telah melakukan upaya pelarangan mudik Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi, kata Siti Nadia, masih diprediksi ada sekitar tujuh persen masyarakat yang memaksakan untuk mudik pada tahun 2021 ini.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x