PORTAL MAJALENGKA - Para perajin kedelai yang memproduksi tahu dan tempe melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kilogram.
Imbasnya, konsumen di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengeluhkan hilangnya stok tahu dan tempe di lapak pedagang dalam dua hari terakhir.
“Sejak tahun baru ini saya gak ketemu lagi tahu dan tempe di pasar. Saya juga baru tahu hari ini kalau ada mogok kerja dari yang bikin (produsen),” kata salah satu konsumen tahu dan tempe, Nurohatun Hasanah (48) di Jakarta, Minggu 3 Januari 2021.
Baca Juga: Waduh, Pengusaha Tempe Tahu di Jakarta Mogok Produksi Mulai Jumat
Nurohatun selama ini membutuhkan 30 sampai 40 kilogram tahu dan tempe untuk digoreng dan dijual di warteg kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Namun sejak komoditas berbahan baku kacang kedelai itu hilang dari pasaran, Nurohatun beralih menjual kentang goreng dan sayuran.
“Ada yang lain, misalnya ada kentang sayuran yang lain, kalau gak ada tahu tempe. Saya baru tahu kalau katanya kacang kedelai lagi susah,” katanya.
Baca Juga: Tiga Jenis Bansos Ini Akan Cair di Minggu Pertama Januari 2021
Dia berharap produsen kembali memasok tahu dan tempe sebab penggemar makanan tersebut cukup tinggi di warungnya.