Deteksi Kerentanan Keluarga secara Dini Melalui Aplikasi FamLink

- 31 Desember 2020, 19:00 WIB
Guru Besar IPB University Prof Dr Euis Sunarti.
Guru Besar IPB University Prof Dr Euis Sunarti. /Foto: ANTARA/HO/IPB/

PORTAL MAJALENGKA - Aplikasi FamLink diluncurkan untuk dapat mendeteksi kerentanan keluarga secara dini, terutama untuk para pasangan yang mau menikah.

Guru besar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University Prof Euis Sunarti
mengatakan, aplikasi ini untuk mendeteksi dini ketahanan keluarga dengan tujuh instrumen.

"Ini merupakan inovasi aplikasi sosial bidang keluarga yang pertama di Indonesia," kata Euis di Jakarta, Kamis dilansir dari Antara.

Baca Juga: 1,8 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Sinovac Tiba di Bandara Soetta

Tujuh instrumen dalam FamLink adalah SIAP-GA untuk mengukur kesiapan berkeluarga, SIREN-GA untuk mendeteksi kerentanan keluarga, dan FUNGSI-GA untuk mengukur tingkat keberfungsian keluarga.

Kemudian, AKSI-GA untuk mengukur interaksi keluarga, Resiliensi-GA untuk mengukur investasi keluarga dalam membentuk faktor pelindung dari krisis, HAN-GA untuk mengukur ketahanan keluarga, dan LING-GA untuk mengukur persepsi keluarga terhadap lingkungan internal maupun eksternal baik aspek fisik maupun nonfisik.

"Melalui aplikasi ini, setiap keluarga di Indonesia dapat memperoleh gambaran deteksi dini ketahanan keluarga serta saran dari pakar secara mudah," katanya.

Baca Juga: Punya SDM Handal, TNI Siap Diturunkan Bantu Vaksinasi Covid-19

Ia mengatakan keluarga merupakan institusi pertama dan utama, juga unit sosial terkecil pembangun manusia berkualitas dan masyarakat madani sekaligus sebagai pondasi dan benteng ketahanan dan peradaban bangsa.

"Hal-hal berdampak negatif yang bersumber dari keluarga harus menjadi perhatian bersama dan dapat dicegah. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu menyukseskan pembangunan manusia berkualitas di Indonesia," katanya.

Euis mengatakan pandemi COVID-19 telah mengganggu berbagai sendi kehidupan, termasuk ketahanan keluarga. Banyak rumah tangga mengalami ketidaktahanan pangan, stress, dan tekanan ekonomi akibat pandemi.

Baca Juga: Antisipasi Ancaman Keamanan Siber di Sektor Pendidikan Tahun 2021

Menurut dia kejahatan dan krisis yang tidak dikehendaki dapat dicegah melalui deteksi dan diagnostik ketahanan keluarga secara dini.

Sarana pencegahan kerapuhan dan kerentanan keluarga sebenarnya tersedia, tetapi masyarakat enggan mengungkapkan kerentanan dan kerapuhan dalam keluarga.

Baca Juga: Ini Daftar Deretan Aplikasi Populer Selama Tahun 2020, dari Zoom Sampai Among Us

Apalagi, media konsultasi dengan pakar secara tatap muka sulit dilakukan karena pandemi, demikian Euis Sunarti.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah