Cek Ban Mobil Sebelum Hujan

27 September 2020, 11:30 WIB
ILUSTRASI Ban Mobil.* /PIXABAY/

PORTAL MAJALENGKA – Kecelakaan lalu lintas lebih rentan terjadi saat musim hujan. Genangan air dan jalan licin sering menjadi penyebab kecelakaan.

Menjelang musim hujan, pengguna mobil sebaiknya kembali memeriksa kondisi ban karena ban menjadi salah satu penentu keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara.

Boediarto, Head of After Sales & CS Operation PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), menyampaikan pemilik kendaraan dapat memeriksa kondisi ban dengan beberapa cara sederhana. Misalnya memeriksa tekanan angin dan kondisi keausan ban.

“Sebagai komponen mobil yang bergerak yang secara langsung bersentuhan dengan permukaan jalan ban memiliki peranan penting dan membutuhkan pengecekan dan perawatan secara berkala,” kata Boediarto kepada ANTARA.

Baca Juga: Daya Beli Terdampak Covid, Penjualan Mobil Justru Naik

Cek Tekanan Udara

Poin ini hal pertama dan sangat mendasar dalam pengecekan ban. Anda dapat dengan mudah melihat sekeliling mobil, apakah ada ban yang kempes atau tekanan udaranya berkurang.

Selain demi keamanan dan kenyamanan, tekanan udara yang sesuai dengan spesifikasi akan membuat usia ban lebih panjang dan hemat bahan bakar.

Jika tekanan udara pada ban kurang, maka risiko mengalami pecah ban lebih besar.

Hal itu karena dinding samping ban dipaksa bersentuhan dengan jalan dan pada akhirnya menjadi aus/tipis sehingga tidak akan kuat menahan bobot mobil.

Baca Juga: Penjualan Mobil di China Tumbuh Pelan 5 Tahun Kedepan

Ukuran Standar Tekanan Udara

Untuk melihat ukuran tekanan udara sesuai standar pabrikan, Anda bisa melihat pada stiker yang biasanya terdapat pada pilar B bagian kanan pintu depan mobil, pada sisi pengemudi.

Tekanan udara maksimum yang diizinkan pabrikan ban juga biasanya tercetak di dinding ban, dan pengguna diimbau tidak melampaui batas tekanan itu.

Rotasi Ban

Pada jarak waktu tertentu, melakukan rotasi atau perpindahan posisi keempat ban mobil memang diperlukan. Gunanya agar tingkat keausan ban akan menyebar secara merata, sehingga mempengaruhi kenyamanan berkendara.

Ada banyak cara melakukan rotasi ban, disesuaikan dengan jenis ban yang digunakan. Rotasi ban direkomendasikan untuk dapat dilakukan tiap kelipatan 10.000km.

Baca Juga: Terbanyak di Jabar, Hingga September Majalengka Terima 14 Mobil Maskara

Rutin Spooring

Selain rotasi ban, setiap kendaraan sebaiknya melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi kelurusan ban (spooring). Idealnya perawatan spooring dan balancing dilakukan setiap 10.000km, bersamaan dengan rotasi ban.

Jika Anda merasakan setir mobil terasa bergetar, tidak lurus, atau jika berjalan lurus kemudian mobil cenderung ke kanan-kiri, maka itulah indikator untuk melakukan spooring dan balancing.

Baca Juga: Konflik di Internal Kadin Jabar, Ridwan Kamil: Hambat Kolaborasi Penanganan Covid-19

Perhatikan Beban

Usia ban ditentukan gaya berkendara Anda, salah satunya dengan menjaga kapasitas beban sesuai dengan yang dianjurkan.

Jangan melebihi kapasitas beban angkut karena mengganggu fungsi ban dan pengereman, serta berpotensi membahayakan keselamatan dan kenyamanan berkendara.

Selain itu, gaya mengemudi akan menentukan kondisi ban. Contohnya jika Anda terlalu sering melakukan pengereman dan menikung di kecepatan tinggi maka kondisi ban akan cepat aus.

Baca Juga: Ada-ada Saja! Kapolsek Tegal Selatan Dicopot dan Diperiksa Propam Gara-gara Konser Dangdut

Ban Cadangan

Pengemudi tidak tahu kapan membutuhkan ban cadangan, jadi sebaiknya periksa kondisi ban cadangan. Meskipun fungsinya sebagai cadangan, tapi harus tetap dipastikan berfungsi baik saat digunakan.

Pastikan juga kunci-kunci roda ada di dalam mobil dan tidak lupa memasang segitiga peringatan di bagian belakang mobil, dengan jarak sekitar 20 meter dari posisi belakang mobil. ***

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler