Mulyanto Ketua FDR PKI Cabang Blora yang Tak ditemukan Keberadaannya

18 September 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi PKI DN Aidit. /Yuyun Datalamon/

PORTAL MAJALENGKA - Serangkaian kekejaman yang dilakukan oleh PKI pada September 1948 menyisakan banyak kepahitan.

Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI digawangi oleh Muso yang memproklamirkan Republik Soviet Indonesia pada 17 September 1984.

Setelah hari itu, PKI seakan leluasa melakukan pembantaian-pembantaian kepada siapa saja yang menolak paham komunisme.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING dan Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia U20 Kualifikasi Piala Asia U20 2023

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:63), menceritakan sosok Mulyanto ketua FDR yang melakukan pemberontakan di wilayah Blora.

Kala itu Mulyanto berambisi untuk menjadi Bupati di wilayah Ngawen (Blora) dengan mengekor pada sebuah partai bernama PKI.

Mulyanto diketahui berasal dari kalangan biasa, orang tuanya bekerja sebagai petani dan lahir di dusun Pohrendeng, Tamanrejo, Tunjungan, Blora.

Baca Juga: Statistik Kembar, Laga Timnas Indonesia U20 vs Vietnam Kualifikasi Piala Asia U20 2023 Grup F Serasa Final

Dalam perjalanannya, Mulyanto mendapatkan pelatihan khusus dari PKI tentang cara lari dan sembunyi jika suatu saat harus menghindar dari musuh.

Sehingga dalam karirnya sebagai anggota PKI, Mulyanto ditunjuk sebagai Ketua Front Demokrasi Rakyat (FDR) cabang Blora.

FDR sendiri diketahui merupakan persatuan partai-partai yang dinaungi PKI dan berhaluan kiri atau paham politik yang menjunjung sosialis dan komunis.

Baca Juga: Ketat! Saling Serang, Persija Jakarta Imbang 0-0 saat Menjamu Pemuncak Klasemen Liga 1 Madura United

Mulyanto dalam buku yang sama disebutkan sebagai sosok yang kejam, bahkan tega menghabisi musuh-musuhnya tanpa ampun.

Jenis pembantaian yang dilakukan pun cukup bengis, dengan menyiksa, ditertawakan sebelum akhirnya dibunuh.

Dalam sejarah wilayah Blora seputar PKI tahun 1948, lubang-lubang sumur dibuat oleh Mulyanto dan anak buahnya untuk mempersiapkan eksekusi korban.

Baca Juga: Tanpa Asnawi dan Bermain dengan 10 Pemain, Ansan Greeners Amankan Poin saat Menjamu Seoul E land

Lubang yang pernah dibuat diantaranya berada di daerahnya yaitu Pohrendeng yang dekat dengan rel kereta api.

Saat itu lubang-lubang yang telah diisi oleh mayat-mayat korban PKI diungkapkan anak buahnya yang tertangkap oleh pasukan Siliwangi.

Anak buah yang tertangkap sekaligus algojo Mulyanto adalah Sukiyo, Tarip, Suroto, dan Sambong. Sukiyo kemudian mati terbunuh di Blora.

Baca Juga: Moeldoko Ancam Hacker Bjorka dalam Forum PRMN: Tangkap dan Hukum Seberat-beratnya!

Saat anak buahnya tertangkap, walaupun kemudian dilepaskan kembali oleh pasukan Siliwangi, namun Mulyanto gagal ditangkap.

Dia melarikan diri bersama keluarganya, hingga saat Indonesia telah membubarkan PKI, Mulyanto sempat kembali ke Pohdereng dan mengawinkan anaknya dengan menyamar.

Namun karena mantan anggota PKI kala itu diburu oleh banyak orang, Mulyanto kembali melarikan diri dan tak ditemukan lagi jejaknya hingga kini.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015)

Tags

Terkini

Terpopuler