GUS DUR PAHLAWAN Bagi Masyarakat Thionghoa, Berkatnya IMLEK Bisa Dirayakan di Indonesia

31 Januari 2022, 21:02 WIB
GUS DUR PAHLAWAN Bagi Masyarakat Thionghoa, Berkatnya IMLEK Bisa Dirayakan di Indonesia /Instagram @jaringangusdurian

PORTAL MAJALENGKA- KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah Pahlawan bagi masyarakat Thionghoa di Indonesia.

Pasalnya berkatnya lah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2000 terbit, Gus Dur mengizinkan kembali perayaan Tahun Baru China.

Sejarah mencatat  perayaan Imlek di Indonesia tidak lepas dari peran mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau dikenal Gus Dur.

Baca Juga: Kalender 2022, Berikut Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama yang Perlu Diketahui

Jasa Gus Dur hingga kini dikenal oleh masyarakat Tionghoa.

Pada masa orde baruz Soeharto melarang perayaan Tahun Baru Imlek secara terbuka.

Hal ini ditetapkan pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.

Baca Juga: 20 Twiboon Imlek 2022 Terbaru, Keren untuk Dijadikan Status Beberapa Media Sosial

Saat itu, warga keturunan Tionghoa hanya bisa merayakan bersama keluarga di rumah masing-masing. Hal ini jauh berbeda dari nuansa yang ceria yang biasa kita lihat saat ini.

Selama lebih dari tiga dekade lamanya, aturan diskriminatif tersebut ada. Baru di tahun 2000, Gus Dur menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Inpres Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.

Presiden Republik Indonesia menimbang bahwa penyelenggaraan kegiatan agama, kepercayaan, dan adat istiadat, pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari hak asasi manusia. 

Baca Juga: AMS Majalengka Tetap Komitmen Ngajaga Sarakan ku Pepelakan

Bukan hanya sekedar peribadatan, menurut Liang, Imlek juga merupakan wujud perayaan budaya.

Sejarah Imlek di China dikutip dari berbagai sumber:

Awalnya, Hari Raya Imlek merupakan sebuah perayaan oleh para petani di China untuk menyambut musim semi dengan bahagia dan penuh syukur. Apalagi, pada saat musim dingin mereka tidak dapat bekerja.

Untuk itulah, perayaan ini juga sering disebut sebagai Xin Jia (Sincia) atau Festival Musim Semi.

Diceritakan Tahun Baru Imlek. Konon, ribuan tahun lalu, muncul sebuah monster bernama “Nian” (dari kata 年 yang memiliki arti sebagai “tahun”) akan datang pada akhir tahun China.

Nian, monster menyeramkan yang memiliki gigi dan tanduk panjang, bakal menyerang dan membunuh penduduk desa, serta memakan tanaman dan ternak. 

Untuk menakut-nakuti monster tersebut, penduduk desa pun menggunakan suara ledakan dan lampu-lampu yang terang.

Selain itu, mereka juga akan memajang kertas-kertas merah, membakar bambu, menyalakan lilin, dan mengenakan pakaian berwarna merah.

Inilah yang menjadi awal mula tradisi Imlek, yang masih kita lakukan sampai hari ini. Jadi, tidak heran bila perayaan Imlek identik dengan warna merah, lampu-lampu gemerlap, suara drum, serta kembang api yang sangat besar dan menawan menghiasi malam. 

Seiring perkembangan zaman, Hari Raya Imlek pun mulai menjadi perayaan untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Tionghoa atas seluruh pencapaian, rezeki, dan segala hal baik yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya.

Selain itu, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek untuk memohon rezeki, kesehatan, dan banyak berkah di tahun mendatang, serta menjamu para leluhur.

Kemudian seiring banyak orang china dan Thionghoa datang ke Indonesia perayaan Imlek biasanya dirayakan oleh keluarga saja.

Kini berkat jasa Gus Dur, masyarakat bisa merayakan Imlek seperti pada umumnya.

Tahun 2022, Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal 1 Februari 2022.

Kita patut berterima kasih kepada Gus Dur yang telah memperjuangkan hak masyarakat Indonesia . ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler