Tercipta di Kamar Mandi, Ini Sebabnya Pemudi Lebih Dulu dalam Lagu Bangun Pemudi Pemuda, Sudah Tahu?

28 Oktober 2021, 20:31 WIB
Mengenal Lebih Dekat Bendera Indonesia Sang Saka Merah Putih di Hari Sumpah Pemuda/UNPLASH/Mufid Majnun /

PORTAL MAJALENGKA -- Meski diciptakan 15 tahun setelah peristiwa Sumpah Pemuda, namun Lagu Bangun Pemudi Pemuda identik dengan peristiwa penting itu.

Lagu Bangun Pemudi Pemuda kerap dinyanyikan saat memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober. Pencipta lagu itu adalah Alfred Simanjuntak, saat itu seorang guru musik Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia di Semarang.

Selain menjadi guru, sejumlah sumber mengatakan, Alfred juga seorang wartawan surat kabar.

Baca Juga: Sejarah Sumpah Pemuda, 93 Tahun Lalu

Namun hingga kini tidak banyak yang tahu mengapa Alfred memberi judul lagunya Bangun Pemudi Pemuda, bukan Bangun Pemuda Pemudi.

Pada umumnya masyarakat Indonesia mendahulukan menyebut kalangan pria dibanding wanita. Seperti pada ungkapan, "Bapak-bapak dan ibu-ibu", "Karyawan dan karyawati", "Putra-putri", "Mahasiswa-mahasiswi", "Siswa-siswi", dan selainnya.

Apakah Anda sudah tahu sebabnya Alfred Simanjuntak mendahulukan kata pemudi dari pada kata pemuda pada judul lagu Bangun Pemudi Pemuda? Mari simak tulisan ini hingga tuntas.

Baca Juga: Isi Teks Sumpah Pemuda, Simak Secara Historis dan Makna Filosofisnya

Dari berbagai sumber, suasana penjajahan Jepang di tahun 1943 mengilhami Pak Siman, sapaan akrab Alfred Simanjuntak, untuk menciptakan lagu yang dapat memotivasi para pemuda untuk bangkit dan terlibat dalam upaya memerdekakan negeri.

Sebelumnya, Pak Siman menciptakan lagu mars Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia. Lagu itu berirama riang dan cocok sebagai lagu mars yang menggelora.

Suatu hari di tahun 1943, saat sedang mandi Pak Siman mendadak mendapatkan ilham lirik lagu yang diidam-idamkannya. Dalam benak Pak Siman ketika itu lirik lagu yang mendadak melekat di benaknya itu menggunakan irama lagu mars Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia.

Baca Juga: Refleksi Sumpah Pemuda: Pencipta Lagu Bangun Pemudi Pemuda Pernah akan Dibunuh Kempetai tapi Lolos

Lagu itu pun terus terngiang-ngiang di telinga Pak Siman. Hingga tak sabar, dia segera keluar dari kamar mandi dan langsung menuliskan notasi lagu beserta lirik lagunya.

Lagu itulah yang kini dikenal berjudul Bangun Pemudi Pemuda yang telah menjadi Lagu Wajib Nasional dan senantiasa berkumandang di setiap peringatan Sumpah Pemuda maupun 17 Agustus.

Itu artinya, irama lagu tercipta lebih dahulu. Sebab Pak Siman mengubah lirik lagu mars Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia menjadi lirik Bangun Pemudi Pemuda.

Awalnya lagu itu diajarkan Alfred ke para siswa Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia. Tujuannya agar lagu dapat memasyarakat namun tidak tercium Kempetai, polisi rahasia sekaligus Polisi Militer Jepang.

Namun pada akhirnya lagu yang mampu menggelorakan semangat para pemuda itu menyebar cepat ke tengah masyarakat dan Kempetai tahu juga. Nama Alfred pun dimasukkan ke dalam daftar hitam tokoh Indonesia yang harus dilenyapkan karena dianggap membahayakan Jepang saat itu. Lagu ciptaan Alfred dinilai memiliki kemampuan memotivasi masyarakat Indonesia untuk bangkit melawan penjajahan.

Pak Siman kelahiran Tapanuli, Sumatera Utara, tanggal 20 September 1920 dan meninggal dunia di Tangerang pada 25 Juni 2014 dalam usia 93 tahun.

Kini Pak Siman meninggalkan lagu Bangun Pemudi Pemuda yang berirama riang dan penuh semangat untuk memotivasi para pemuda untuk terlibat dalam dinamika pembangunan bangsa.

Namun kerap muncul pertanyaan, mengapa Pak Siman pada judul lagu itu mendahulukan kata pemudi dibandingkan kata pemuda. Padahal masyarakat Indonesia lebih sering mendahulukan pria dari wanita. Misalnya dalam sebutan "mahasiswa-mahasiswi", "siswa-siswi", "dewa-dewi", "wartawan-wartawati" dan sebagainya.

Dilansir dari wikipedia.org, Pak Siman mengikuti kaidah penyebutan dalam pergaulan internasional. Seperti penyebutan dalam Bahasa Inggris, "ladies and gentlemen", "damen und herren" di Jerman, dan "dames en heren" di Belanda.

Selain membangkitkan semangat para pemudi dan pemuda, dalam lagu Bangun Pemudi Pemuda, Alfred Simanjuntak juga menitipkan pesan moral bagi generasi muda.

Pesan moral itu terdapat pada lirik yang berbunyi antara lain, "Tak usah banyak bicara trus kerja keras, hati teguh dan lurus pikir tetap jernih, bertingkah laku halus hai putra negri, bertingkah laku halus hai putra negri".

Pesan moral itu hingga kini terasa tetap aktual dan layak diperhatikan.

Berikut lirik lagu Bangun Pemudi Pemuda, dicatat dari wikipedia.org :

Bangun pemudi pemuda Indonesia
Lengan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa

Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
Tak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra negri
Bertingkah laku halus hai putra negri. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler