PORTAL MAJALENGKA - Kuatnya karakter di dalam film One Piece dikarenakan mereka memakan buah yang miliki kekuatan seperti halnya cerita rakyat di Majalengka.
Di film One Piece, karakternya memiliki kekuatan aneh dan terbilang tidak masuk akal. Namun hal ini berbeda dengan cerita yang ada di Majalengka.
Penamaan sebuah wilayah di Majalengka berasal dari peristiwa seorang tokoh yang mampu mengalahkan lawannya karena memakan sepotong buah.
Baca Juga: Tak Ada Capres yang Komitmen Transisi Energi, Orang Muda Gelar Aksi Power Up
Dilansir dari Jurnal Diglosia (2021:24), Tersebutlah sebuah daerah yang masih jauh dari syariat Islam di wilayah Majalengka.
Datanglah 2 orang ulama dari Cirebon yang bernama Syekh Abdul Jalil dan Syekh Klindur dan berniat menyebarkan ajaran Islam di daerah tersebut.
Untuk memulainya tentulah mereka berdua harus mendirikan tempat untuk berteduh sekaligus membina santri yang ingin belajar.
Baca Juga: JKT48 Meriahkan Shopee 11.11 Big Sale, Mendorong Transformasi Bisnis Brand Lokal dan UMKM
Namun dalam perjalanannya banyak gangguan dan rintangan yang berupa hal-hal tak kasat mata dan membuat mereka berdua bingung.
Hal tersebut lantaran mereka tidak tahu jenis apa atau siapa yang mengirimnya. Maka Syekh Abdul Jalil memutuskan untuk bertapa.
Syekh Abdul Jalil yang memiliki nama lain yakni Dalem Sukahurang memutuskan untuk bertapa diatas sebuah pohon dahu.
Baca Juga: Pusaka Kokoh dengan Harum yang Khas Menjadi Asal-usul Penamaan Sebuah Desa di Majalengka
Dalam tirakat yang dilakukannya, pohon dahu tersebut sampai patah sehingga saat pesantren itu selesai berdiri maka dinamakan pesantren Dahu Pugur.
Dahu Pugur memiliki arti pohon dahu yang pugur atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pugur berarti patah.
Dalam perjalannya, entah atas dasar apa saat pesantren ini berdiri dan mulai berjalan, Syekh Klindur yang memiliki ilmu beladiri harus berhadapan dengan sosok sakti bernama Aji Sangiang.
Meskipun Syekh Klindur memiliki ilmu beladiri, namun tidak cukup sakti bila dibandingkan dengan Aji Sangiang.
Dalam keadaan tersebut, Syhekh Abdul Jalil yang rajin akan tirakatnya memerintahkan Syekh Klindur untuk memakan buah maja.
Syekh Klindurpun menurut saja dan memakan buah maja tersebut. Tanpa disangka setelah memakan buah maja ia menjadi lebih kuat dan sakti.
Singkat cerita Syekh Klindur berhasil mengalahkan Aji Sangiang dan atas kesepakatan Syekh Abdul Jalil, pesantren tersebut kemudian berganti nama.
Semula pesantren tersebut bernama Dahu Pugur lalu diganti menjadi pesantren Maja. Lambat laun pesantren ini menjadi sebuah pedukuhan yang disebut Maja.
Akhirnya wilayan yang berada di selatan Sukahaji dan Cigasong ini bernama Maja hingga menjadi sebuah desa dan kecamatan di Majalengka.
Baca Juga: Sumber Minyak Bumi Pertama di Indonesia Ada di Majalengka
Itulah sekilas tentang asal-usul penamaan sebuah desa yang terlahir dari peristiwa sorang Syekh yang memakan buah maja.***