Tradisi Pareresan ini biasanya dihadiri oleh berbagai elemen pejabat seperti Camat dan Bupati setempat.
Baca Juga: JANGAN Lakukan Hal Konyol Berikut terhadap Ikan Channa, Bakal Nyesel Nanti
Desa Sangiang Majalengka sendiri adalah salah satu Desa yang berada di kaki Gunung Ciremai. Desa ini terbentuk sebagai Desa Perbukitan.
Maka dari itu, Desa Sangiang dianugrahi tanah yang subur. Sehingga 95 persen masyarakat Desa Sangiang bermata pencaharian sebagai petani sayuran dan palawija, walaupun sebagian besar hanya bercocok tanam di musim hujan.
Dikutip Portal Majalengka dari tngciremai.menlhk.go.id, pesta rakyat Pareresan di Desa Sangiang ini diawali dengan berziarah dan berdoa bersama di makam Sunan Parung yang diyakini sebagai tokoh penyebar agama Islam di wilayah situ Sangiang.
Hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur yang membangun kawasan Situ Sangiang di sekitar abad ke-15 Masehi.
Setelah berziarah, iring-iringan acara menuju ke Situ Sangiang. Di danau yang dikeramatkan ini, peserta pesta mencuci kaki dan tangan serta membasuh muka.
Selain itu, pengunjung juga memberi makan ikan dan membawa air telaga. Konon hal itu dapat menambah keberkahan dan keselamatan.
Tradisi ini sudah lama dilakukan oleh warga di Desa Sangiang Majalengka. Biasanya dilaksanakan pada hari Senin di minggu ketiga bulan Rajab setiap tahunnya, tentu saja setelah musim panen selesai.