Brem Khas Majalengka, Kuliner Lezat yang Wajib Dicoba

- 12 Januari 2023, 08:00 WIB
Produk Brem di Desa Bantrangsana Kecamatan Panyingkiran kabupaten Majalengka
Produk Brem di Desa Bantrangsana Kecamatan Panyingkiran kabupaten Majalengka /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

Setiap hari Dede bisa menghabiskan 10 kilogram beras ketan. Beras ketan itu terlebih dahulu ditapi dan dicuci bersih.

Beras kemudian dikukus dan didinginkan dan dicuci kembali. Beras ketan kemudian ditiriskan sampai benar-benar kering. "Lalu dikukus lagi untuk kedua kalinya," katanya.

Baca Juga: Nilai Pasar TikTok Mencapai 1 Triliun USD, Bisa Raup Jutaan Rupiah dengan Cara Ini

Setelah tanak, beras didinginkan lagi sekitar 4 sampai 5 jam. "Baru diberi ragi," katanya.

Setelah itu ditempatkan di boboko, wadah dari bahan bambu. Beras ketan yang sudah diragi baru bisa diolah setelah empat hari. 

Setelah empat hari, kata dia, beras ketan diperas untuk diambil airnya.

Baca Juga: Santri Ini Mendadak Jadi Jutawan Berkat Ijazah dari Habib Luthfi bin Yahya, Berikut Amalannya

Beras ketan dimasukkan ke karung bekas beras yang terbuat dari plastik, dan dibungkus menggunakan kain.

Di atasnya diberi batu atau potongan kayu lalu pemerasan dimulai dengan menggerakkan sebuah tuas dari kayu juga. "Airnya ditampung di baskom," jelasnya. 

Air perasan dipindahkan pelan-pelan ke dalam cobek untuk dijemur. Proses penjemuran memang harus menggunakan cobek.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x