Ajian Sakti Macan Putih: Dibuat Sunan Kalijaga Diamali Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati dan Kian Santang

31 Januari 2022, 22:12 WIB
Ajian Sakti Macan Putih: Diciptakan Sunan Kalijaga Digunakan Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati dan Prabu Kian Santang /Tangkap layar Youtube

PORTAL MAJALENGKA- Sunan Kalijaga, Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati dan Prabu Kian Santang adalah manusia sakti yang namanya dikenal hingga saat ini.

Dikutip Portal Majalengka dari berbagai sumber bahwa mereka beempat memiliki salah satu ilmu yang cukup sakti yaitu ajian Macan Putih.

Konon katanya Ilmu tersebut Peninggalan Sunan Kalijaga, Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati dan Prabu Kian Santang.

Baca Juga: Inilah Guru Besar Sunan Gunung Jati, Syekh Datuk Kahfi yang Sakti dan Alim

Bagi mereka yang menggunakan ilmu ini nampak berkharisma, berwibawa dan bijaksana serta disegani oleh banyak orang.

Berdasarkan legenda, ternyata Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga sebagai salah satu orang yang dianggap hebat pada waktu itu juga menguasai ajian ini. 

Ajian Macan Putih berdasarkan sejarah dan silsilah Jawa, diketahui ajian ini diciptakan Sunan Kalijaga dengan tujuan yang sangat mulia yaitu untuk membantu teman-teman beliau para Wali Songo agar lebih berwibawa dan berkharisma sebagai seorang pemimpin.

Baca Juga: Penting Diketahui, Berikut Nasihat Sunan Gunung Jati Soal Kedisiplinan

Ketika menyampaikan dakwah, para wali songo menggunakan ajian ini agar lebih disegani oleh orang-orang.

Dalam perkembangannya, ajian macan putih ini menyebar ke seluruh Nusantara dan diikuti juga oleh beberapa pembesar Kerajaan.

Amalan untuk Menguasai Ajian Macan Putih

Bagi Anda yang ingin meningkatkan kewibawaan diri, tidak ada salahnya untuk mencoba ajian macan putih ini.

Baca Juga: SUNAN GUNUNG JATI dan Bukti Keberadaan Prabu Siliwangi di Cirebon

Ajian ini bisa digunakan oleh siapapun, baik laki-laki atau perempuan. Yang penting, bagi Anda yang berminat harus benar-benar bisa meyakinkan diri untuk serius, berniat tulus, dan memiliki tujuan yang jelas.

Mantera yang digunakan untuk ajian macan putih ini adalah mantera asli dari Jawa.

Ritual dari ajian macan putih ini adalah berpuasa mutih selama 40 hari atau 40 malam.

Setelah itu puasa berupa tidak makan, tidak minum, tidak tidur selama tiga hari tiga malam.

Bahkan yang paling bagus bila puasa ini dilaksanakan di dalam goa, yang mana tak mendapat pancaran sinar matahari.

Puasa 40 hari ini tidak boleh memakan yang mengandung nyawa. Hanya bisa nasi putih serta air bening biasa.

Dimulainya puasa ini paling bagus ketika pas dengan weton. Misal weton kelahiran seseorang adalah pasaran Pon, maka berpuasa tepat di pasaran Pon.

Sebelum melakukan ritual puasa ini, sorenya kita harus bersuci dulu berupa mandi besar.

Dan selama 40 hari 40 malam tadi salat kita tidak boleh putus serta mesti selalu tepat waktu.

Kemudian, ritual yang khusus untuk menguasai ilmu ini, jam 12 malam kita harus mandi lagi kemudian mendirikan salat tobat. Setelah itu salat hajat.

Kemudian mengamalkan urutan doa tertentu. Yang pertama adalah wasilah kanjeng Nabi Muhammad satu kali.

Kemudian al-Fatihah satu kali. Kemudian wasilah terhadap 4 khalifah sebanyak satu kali.

Setelah itu wasilah Sunan Kalijaga satu kali. Lalu beristighfar sebanyak tujuh kali. Lalu syahadat sebanyak tiga kali.

Kemudian membaca shalawat tiga kali, membaca surat al-Ikhlas tiga kali, al-Falaq tujuh kali, kemudian surat an-Nas tujuh kali, kemudian ayat kursi sebanyak satu kali.

Setelah doa-doa tersebut dirapalkan, kita kemudian membaca mantra berbahasa Jawa.

“Bismillahirrahmannirrahim. Gelapo songo gelapo sewu suaraku. Macan putih ono ing dadaku yo aku macane Alloh. Lailahailalah muhammadurrosullulah lahaulawala quwwata illa billah (3 kali).” Mantera tersebut diulang-ulang sebanyak 99 kali.

Setelah itu, kita perlu diam sejenak, bertafakur atau bersemedi. Jangan kaget kalau ada getaran dalam tubuh. Dirasakan saja sembari memejamkan mata.

Disclaimer: Portal Majalengka hanya sekadar menfinformasikan bagi pembaca dari berbagai sumber. Ajian Macan Putih tidak sembarangan bisa dilakukan semua orang, perlu ada bimbingan dari Guru Ahli Batin. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler