Majalengka Masuk 21 Daerah Alami Kenaikan Kasus, Pemerintah Ingatkan Masyarakat untuk Selalu Waspada

5 Desember 2021, 08:00 WIB
Pantau Kenaikan Kasus di 21 Daerah, Pemerintah Ingatkan Masyarakat untuk Selalu Waspada /PublicDomainPictures / PIXABAY.

 

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah memantau setiap kenaikan kasus COVID-19 di daerah dan siap siaga menangani dari hulu sampai hilir.

Kesiagaan tersebut termasuk dalam salah satu strategi mengantisipasi ancaman varian baru COVID-19 Omicron, dan peningkatan mobilitas jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk menghindari terjadinya gelombang baru kenaikan kasus COVID-19.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap kenaikan kasus COVID-19.

Baca Juga: Bupati Seleman Tetapkan Tanggap Darurat Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi

Selain itu, dia menegaskan bahwa pemerintah saat ini sedang berkomitmen untuk terus mengejar target vaksinasi agar tercapai pada akhir tahun.

“Meskipun tren penularan ada di level satu atau terus membaik, peningkatan kasus COVID-19 masih terdeteksi di beberapa Kabupaten/Kota. Artinya, virus ini masih ada di sekitar kita,” ujar Menkominfo Johnny, Sabtu 4 Desember 2021.

Adapun, beberapa daerah yang mengalami kenaikan kasus, di antaranya Teluk Wondama di Papua Barat, Pekan Baru, Bengkalis, Bontang, Yogyakarta, Gunungkidul, Dumai, Bantul, Nagekeo di NTT, Cimahi, Kupang, Surakarta, Denpasar, Sumba Tengah, Jembrana, Manggarai, Sleman, Mojokerto, Majalengka, Karanganyar, dan Trenggalek.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Tercatat Sementara 48 Warga Lumajang Alami Luka Bakar

Dari 21 Kabupaten/Kota tersebut, setidaknya ada tiga daerah yang mengalami kenaikan akibat klaster komunitas, yaitu:

  • Kota Dumai di Riau imbas klaster pondok pesantren.
  • Kota Kupang, NTT akibat pembelajaran tatap muka (PTM) dan tes suspek.
  • Kota Surakarta di Jawa Tengah karena PTM.


“Kita ketahui, klaster-klaster baru muncul dari penularan di perkantoran, pasar, sekolah, dan lapas. Karena itu, pemerintah terus mengawasi perkembangan kasus harian, melacak kontak erat juga diikuti tes untuk pencegahan agar tidak terjadi kenaikan level situasi pandemi di Indonesia,” lanjut Johnny.

Baca Juga: Hindari Varian Omicron Masuk Indonesia, Kemenhub Rilis Aturan Penerbangan Internasional Terbaru

Menkominfo menegaskan, pemerintah akan terus memantau situasi dan menerapkan berbagai kebijakan yang sesuai dengan tingkat situasi di daerah.

Implementasi kebijakan tersebut mencakup upaya mendorong pemerintah daerah memastikan masyarakat terus disiplin protokol kesehatan dan menahan mobilitas selama Nataru.

Selain itu, kesiapsiagaan juga dilakukan di sisi hilir penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Salahsatunya adalah dengan memastikan ketersediaan tempat perawatan isolasi dan intensif mencukupi, termasuk ketersediaan obat-obatan, ventilator, dan tabung oksigen.

Baca Juga: Hindari Varian Omicron Masuk Indonesia, Kemenhub Rilis Aturan Penerbangan Internasional Terbaru

“Belajar dari situasi sebelumnya saat terjadi lonjakan kasus, kami mendorong kesiapan fasyankes, juga akses obat dan peralatan kesehatan terjaga bagi masyarakat,” imbuhnya Menkominfo.

Pemerintah juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi agar dapat mengurangi risiko sakit berat jika terinfeksi virus COVID-19.

Per 3 Desember 2021, sudah lebih dari 141 juta penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama (67,9% dari sasaran vaksinasi) dan lebih dari 98 juta di antaranya sudah mendapatkan dosis lengkap (47% dari sasaran vaksinasi).

Baca Juga: Loker untuk Lulusan SMK di PT Karang Anyar Indo Auto Systems, Ini Syarat Kualifikasi dan Ketentuannya

“Melihat capaian tersebut, tentu perlu ada percepatan lagi agar rakyat Indonesia semakin banyak yang terlindungi vaksin. Ini target kita bersama. Maka itu, kami mengingatkan kembali, agar masyarakat jangan pilih-pilih vaksin, semua vaksin aman dan berkhasiat,” pungkas Johnny.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler